- Minggu, 6 Februari 2022
Pematung Asal Sumbar, Yusman, Karyanya Terpajang Pula Di Simalungun, Sumut
Yogyakarta (Minangsatu) - Setelah delapan bulan menunggu, akhirnya monumen berobyekan lelaki dan wanita berpakaian adat Simalungun karya pematung "urang awak" Yusman (58 th) yang di Simalungun pinggir Danau Toba, Sumatera utara, akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Sumatera Utara, Selasa 2/2/22 lalu.
Patung sepasang manusia berpakaian adat Simalungun setinggi 5 meter dengan pustek 10 meter berbahan perunggu yang terletak di daerah strategis Simalungun, Sumatera Utara tersebut merupakan cerminan budaya dalam busana yang dibuat didasari nilai artistik dan estetik tinggi baik dari karakter obyek manusia yang mengenakan busana maupun bentuk busana yang dikenakan.
Hal itu disampaikan pematung nasional "urang awak" Yusman di kediamannya, studio patung Yusman di Tegal Senggotan RT 02/RW 11 No. 53 Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta, Minggu (6/2/2022).
Menurut Yusman pria kelahiran Sukamenanti, Pasaman, Sumbar, 12 November 1964 ini monumen sepasang manusia berpakaian adat Simalungun tersebut telah siap dikerjakannya sejak pertengahan tahun lalu. Namun karena persoalan teknis di lapangan baru diresmikan awal Februari 2022 oleh Presiden RI, Joko Widodo dalam rangkaian kunjungan kerja orang nomor satu itu ke Sumatera Utara.
"Pendirian monumen dengan pertimbangan adat dan budaya Simalungun tersebut dinilai memiliki keunikan tersendiri, terutama dengan gaya realis dan lebih fokus menonjolkan persoalan budaya dengan dua sosok manusia yang mengenakan pakaian daerah dalam bentuk monumen, yang dapat dilihat setiap ruang dan waktu," ujar Yusman lagi.
"Memang secara prinsip karya monumental dalam bentuk patung secara representatif lebih komunikatif untuk dinikmati publik untuk memahami karakter budaya pakaian adat sebagai pakaian kebesaran budaya daerah yang sekaligus dapat menjadi icon daerah," jelasnya.
Dalam catatan sederatan karya Yusman saat itu dapat dilihat dalam konteks fungsi, berupa fungsi ganda, yakni sebagai media ungkap yang bersifat personal untuk kepuasan subyektif disatu sisi dan bersifat artistik yang melayani kepentingan publik di sisi lain. "Sama seperti monumen sepasang manusia berpakaian adat Simalungun Sumatera Utara yang keduanya saling tarik menarik dan memiliki ruang tawar dan sama kuatnya dengan konsekuensi yang berbeda, keduanya dapat dicapai dalam waktu bersamaan," ujar Yusman mengakhiri.
Editor : ranof
Tag :#Pematung yusman #sepasang berpakaian adat #sumatera utara #yusman pematung sumbar
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
TERIMA BAZNAS AWARDS 2024, JASMAN : ZAKAT JUGA UNTUK MENGGERAKKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
-
KONKERNAS PWI ; KETUA UMUM HENDRY CH BANGUN, PWI AKAN CETAK WARTAWAN BERWAWASAN KEBANGSAAN
-
SEMINAR HPN 2024 BAHAS "BAGAIMANA MASA DEPAN JAKARTA PASCA IKN"
-
HUT KE-78 PWI LANJUTKAN MISI SUCI UNTUK KEPENTINGAN BANGSA
-
PWI PUSAT DAN KIP MANTAPKAN KERJA SAMA BIDANG INFORMASI
-
TOXIC, CATATAN HENDRY CH BANGUN
-
MAJU PILKADA, JULIA IKHTIAR MENJAWAB KEALPAAN SELAMA INI
-
MENEMBUS BATAS WAKTU: PERAN FILOLOGI DALAM MELESTARIKAN WARISAN BUDAYA DAN MENERANGI MASA DEPAN
-
MEMANUSIAKAN MANUSIA: KUNCI KEBANGKITAN KABUPATEN LIMAPULUH KOTA
-
LEBARAN, LIBURAN DAN KEMACETAN