HOME PERISTIWA KOTA PAYAKUMBUH

  • Senin, 5 April 2021

Cuaca Ekstrem Masih Belum Bisa Diprediksi Kapan Berakhir, Pemko Himbau Warga Waspada

Angin kencang yang menumbangkan pohon-pohon dan merusak objek wisata dan rumah warga.
Angin kencang yang menumbangkan pohon-pohon dan merusak objek wisata dan rumah warga.

Payakumbuh, (Minangsatu) - Beberapa hari ini angin kencang terjadi di beberapa daerah di Sumatera Barat, dan mengakibatkan banyaknya pohon tumbang dan atap rumah warga yang rusak, bahkan beberapa fasilitas publik turut mengalami kerusakan.

Plt Kalaksa BPBD Kota Payakumbuh An Denitral didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hermanto bersama Kabid Kedaruratan dan Logistik Jasriyal, Senin (5/4), lebih dari 20 titik pohon tumbang di seluruh kecamatan yang ada di Kota Payakumbuh. Ada sekitar 8 rumah warga yang ditimpa pohon, dan 1 atap rumah warga yang diterbangkan angin kencang, sisanya pohon melintang ke tengah jalan dan merusak fasilitas umum seperti kabel listrik dan telepon.

"Kita bergerak cepat, bersama PLN, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dishub, Satpol PP dan Damkar, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan seluruh elemen masyarakat, hingga penanganan pasca bencana dapat dilakukan dalam waktu singkat. Melihat besar pohonnya, alhamdulillah bisa dibersihkan dalam waktu 30 menit hingga 2 jam," kata Denitral yang juga Sekretaris BPBD.

Sementara itu, dikutip dari sumbar.inews.id, menurut info dari Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sakimin mengatakan, fenomena angin kencang terjadi sejak Rabu (31/3/2021) di kawasan Kota Padang dan sejumlah kawasan pesisir barat Sumbar.

"Hujan disertai angin kencang dari siang hari hingga malam hari ini di wilayah Pesisir Sumatera Barat dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya Banten," kata Sakimin, Minggu (4/4/2021).

Sakimin menambahkan, tekanan rendah ini menyebabkan adanya pola pertemuan angin di wilayah pesisir Sumatera Barat yang memicu pertumbuhan awan hujan yang cukup kuat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem.

"Ini siklus dampak dari gerak semu matahari, posisi lagi di Equator, ada gelombang Rossby itu. Gelombang atmosfer itu yang menjalar ke arah barat, sehingga angin ketarik ke daerah bertekanan rendah, yang banyak kena itu pesisir barat karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia di sisi barat," katanya.

An Denitral juga menjelaskan tidak ada korban jiwa akibat cuaca ekstrem ini di Payakumbuh, juga rumah yang rusak berat tidak ada, palingan hanya kerugian berskala ringan dan sedang. Pemko Payakumbuh membantu koordinasi dengan warga setempat agar pekerjaan kepada rumah warga yang terkena dampak dilakukan secara swadaya.

"Kita masih belum bisa memprediksi kapan akan berakhirnya cuaca ekstrem ini. Tapi kita tentu menghimbau masyarakat untuk siap siaga bencana, siap untuk selamat. Karena akibat angin ini banyak pohon yang tumbang, kami meminta warga agar memperhatikan pohon di sekitar rumahnya," kata An Denitral.

Ironisnya fakta di lapangan, dari sekian banyak pohon yang tumbang, kejadian yang ditemukan adalah pohon warga yang tumbang ke rumah tetangganya, kerugian akibatnya tentu tidak bisa dihindarkan.

"Ini menjadi dilema, sehingga butuh perhatian orang yang punya pohon, sepanjang pohon itu berpotensi merugikan kepada orang lain, pemko menghimbau warga secara kemanusiaan agar memperhatikan hal ini, karena akan bersangkutan dengan keselamatan jiwa," pungkasnya.*


Wartawan : Fegi Andriska
Editor : Benk123

Tag :#payakumbuh

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com