HOME PROFIL KABUPATEN SOLOK

  • Minggu, 19 November 2017

Aiptu H. Dalimi, Polisi Bersahaja Itu Berladang Untuk Bangun Pondok Tahfidz Alqur'an Gratis

Buya Dalimi berada diantara anak-anak yang mengaji Alquran
Buya Dalimi berada diantara anak-anak yang mengaji Alquran

SINGKARAK (Minangsatu) – Pantulan suara anak-anak mengaji menggema dari sebuah gedung permanen di jorong Kubang Gajah nagari Singkarak. Kedengaran syahdu dan kadang ditingkahi suara guru kala memandu pengulangan lafaz ayat Suci Alqur'an. Pukul 16.30 Wib ketika itu, Sabtu (11/11). Seorang lelaki paruh baya lantas keluar dari gedung yang disebut sebagai Pondok Tahfidz Alqur'an. 

Berbaju kaos dengan celana coklat hati, kesannya sederhana sekali. Lelaki bersorban haji itu rupanya seorang anggota Polisi. H. Dalimi (55), yang oleh masyarakat sekitar karib memanggilnya dengan sebutan Buya.

Sosok H. Dalimi dikenal sangat spesifik. Bila tidak sedang berpakaian dinas, kadang-kadang orang tidak menyangka kalau dia adalah seorang anggota Polisi. Padahal suami Hj. Janewar ini adalah anggota Polres Solok Kota yang bertugas di Polsek X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Sudah sejak tahun 1984 Buya menjadi Polisi dengan pangkat pertama sebagai Prada (Prajurit Dua).

Anggota Polsek Singkarak itu tentu saja tidak sedang menyamar sebagai masyarakat biasa, tetapi lebih kerena pribadinya yang bersahaja, membuat penampilannya seperti warga sipil biasa. Malah dengan kekuatan tutur bahasanya yang suka bercanda, menjadikan buya Dalimi sangat familiar ditengah masyarakat. 

Kebersahajaan itu pula yang (mungkin) menggelorakan nawaitu buya Dalimi untuk mendirikan pondok Tahfidz Alquran dan kemudian menggerakkan pendidikan baca Alquran gratis bagi anak-anak di kawasan nagari Singkarak dan Sumani." Sejak bertugas di Singkarak saya sudah berniat mendirikan pondok Tahfidz Alquran. Istri saya juga mendorong," terang Buya bersemangat.

Buya menceritakan, ihkwal berdirinya Pondok Tahfidz Alquran adalah wujud cita-cita bersama istrinya sejak mulai berdinas di Polsek Singkarak. Sedikit demi sedikit uang gajian disisihkan. Pada hari libur atau pulang  berdinas sebagai petugas polisi, Buya memanfaatkan waktunya dengan bertani, berkebun di ladang. Buya mengaku juga memelihara sapi

Diladang yang lokasinya  berada di kawasan Ujung Ladang, nagari Koto Sani, Buya membudidayakan berbagai tanaman Jahe, Kunyit dam Casiavera serta Cengkeh. " Alhamdulilah, berkat kerja keras, cita-cita kami sekeluarga dikabulkan Allah SWT. Kami akhirnya bisa mendirikan Pondok  pendidikan Alquran," papar Buya mensyukuri apa yang diperolehnya.

Niat mendirikan pondok Alqur'an ikut disemangati  oleh pihak Keluarga. Buya mengaku famili dan kawan-kawan di Polsek Singkarak sangat mendukung, sehingga pembangunan pondok terealisasi tahun 2015 dan diresmikan pemakaiannya oleh Kemenag Kab. Solok  pada 7 Februari 2015. " Kebetulan lahan perumahan yang kami beli tahun 1980,  luasnya agak lapang. Disinilah kami dirikan pondok," ungkapnya.

Sebenarnya,  bukan soal dimana Buya mendirikan pondok pengajian, termasuk kenapa membangun sebuah mushalla disampingnya. Tetapi lebih menyangkut tentang motivasi H. Dalimi menggerakkan pendidikan agama Islam bagi anak anak dan  tanpa memungut biaya pula. 

Enngan Publikasi

Disebutkan, anak-anak perlu belajar Tahfidz Alqur'an. Untuk memotivasi, digerakkan tanpa pungutan biaya. Bahkan untuk menggaji bagintiga orang guru, Buya menanggulangi sendiri" Kita juga membayar insentif guru untuk mengajar sebanyak 90 orang santri. Sampai sekarang, pondok telah melakaukan wisuda bagi 11 santri," paparnya.

Tidak ada kepentingan lain-lain bagi Buya dalam menggerakkan pendidikan baca Alqur'an di Singkarak. Tidak ada maksud tertentu dibaliknya. Bahkan ia awalnya enggan untuk dipublikasikan. Ia mengaku berbuat di jalan Allah, semata untuk menjadikan generasi muda Kabupaten Solok yang berkualitas dengan  pengetahuan keagamaan yang kuat. 

Sebagai seorang anggota Polisi, yang melayani dan mengayomi, H. Dalimi memaknai tanggung jawabnya dengan berkorban sepenuhnya untuk masyarakat. Apalagi ketika sepasang anaknya telah lepas dari beban biaya pendidikan, seorang menjadi bidan dan seorang lainnya telah menyelesaikan pendidikan di Fakultas  Kedokteran Unand padang, membuat tanggungan keluarga relatif ringan dan ia kemudian fokus untuk mengelola Pondok Tahfidz Alqur'an gratis. Tidak itu saja, agar anak-anak bersemangat belajar,  buya kerap membantu istrinya membuat gorengan untuk diberikan kepada santri sebagai snack.

Dihadapan Singgalang, Buya Dalimi sejurus menerawang ke belakang, mengingat masa-masa sulit ketika ia mulai mewujudkan impiannya mendirikan pondok baca Alqur'an. Kalau tidak rajin berladang, kenang dia, niat untuk mendirikan Pondok  belum kesampaian." Alhamdulillah, rezki kami diberi lebih oleh Tuhan Allah. Istri saya juga sangat membantu. Sekarang  tumbuh kebahagiaan dibathin kami, ketika melihat anak-anak sudah rajin mengaji," paparnya.

Dalam perjalanannya, banyak orang yang terkesima. Kegiataan pendidikan agama yang digerakkan anggota Polisi itu patut diapresiasi. Setidaknya pengakuan itu diungkapkan pemuka masyarakat Singkarak, Z. Dt. Rangkayo Bungsu." Kepedulian Buya Dalimi terhadap pendidikan agama sangat bernilai. Kegiatan buya sekaligus semakin menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polisi," kata Rangkayo Bungsu.

Meski tidak menafikan bantuan dana operasional ada diperoleh dari donatur lainnya, namun usaha menggerakkan pondok pengajian yang dilakukan Buya Dalimi, harusnya lebih dimaknai sebagai sebuah pengabdian dan prestasi luar biasa yang dilakukan seorang anggota Polisi." Kita angkat topi dan menaruh hormat terhadap kegigihan Buya Dalimi dalam mendirikan Pondok Tahfizd Alqur'an," ucap masyarakat setempat. 

[ melati san ]


Wartawan : melati san
Editor :

Tag :#Polisi Hebat #Aiptu H. Dalimi

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com