- Selasa, 10 Agustus 2021
Spesialis Patologi Klinik SPH, Kupas Tuntas CT Value Hasil Swab PCR

Padang (Minangsatu) - Istilah CT Value dalam pemeriksaan tes PCR (CT Value PCR) sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini. Sebagian dari kita mungkin sudah paham dengan istilah itu, namun ada juga yang bertanya-tanya soal ini. Lalu bagaimana sebenarnya CT Value PCR itu?
Spesialis Patologi Klinik Semen Padang Hospital, Prof. DR. dr. Rismawati Yaswir kk, Sp. PK (K) mengatakan, CT Value atau cycle threshold value mengacu pada berapa kali siklus yang muncul dalam pemeriksaan PCR atau pemeriksaan pada sampel sampai komponen virus corona dapat dideteksi. "Jadi berapa kali amplifikasi atau pengulangan pemeriksaan sampai dibaca mesin PCR, jadi tidak menyatakan ada kuman. Secara umum proses amplifikasi pada pemeriksaan PCR akan terjadi berulang-ulang hingga 40 - 45 siklus, artinya melakukan pengulangan amplifikasi untuk mendeteksi RNA virus corona hingga 40 kali dalam tes PCR yang dilakukan," katanya dalam program Sumbar Melawan Corona di Radio Classy FM Padang, Senin, 2 Agustus 2021.
Ia mengatakan, apabila dalam 40 kali pengulangan, pemeriksa berhasil mendeteksi virus corona, maka tes PCR dinyatakan positif, setelah itu pemeriksa akan melampirkan pada siklus amplifikasi ke berapa materi genetik virus corona ditemukan. "Jadi itu gunanya, jika CT value nya tinggi maka diperkirakan kumannya rendah, tapi misalnya dalam pemeriksaan sampel terdeteksi di siklus ke 20, maka hasilnya adalah PCR positif dengan CT Value 20. Sementara jika dalam pengulangan 40 PCR tidak ditemukan virus Corona, maka hasil tes PCR bisa dinyatakan negatif," paparnya.
Prof. DR. dr. Rismawati Yaswir kk, Sp. PK (K) menyebut angka CT value tidak menentukan orang itu sembuh atau tidak. "CT value menggambarkan materi genetik RNA dalam sampel yang diperiksa, bukan jumlah virus secara langsung dalam tubuh. CT value dipengaruhi oleh kualitas sampel, teknik sampel, waktu pengambilan sampel, metode yang digunakan, reagen, dan alat sehingga tidak bisa dibandingkan dengan sampel lainnya atau sampel yang berbeda," terangnya.
Rismawati menegaskan, CT penting bagi penilai. CT value tidak direkomendasikan sebagai satu-satunya jalan dalam menilai infeksius individu karena CT value berbeda satu lab dengan lab lain. "Dan saat dikaitkan dengan isolasi mandiri, maka tidak bisa dikaitkan. Penentuan isolasi itu juga tidak ditentukan dari CT Value," jelasnya.
CT value tidak direkomendasikan sebagai satu-satunya dasar untuk menilai tingkat infeksius individu, menular/tidak menular maupun penetapan selesainya masa karantina/isolasi.
Editor : ranof
Tag :#Swab PCR#CT Value#SPH#Prof. DR. dr. Rismawati Yaswir kk, Sp. PK (K)#Sumbar#
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KOMITMEN LAWAN STUNTING, PT SEMEN PADANG BERI DUKUNGAN GIZI UNTUK IBU HAMIL
-
KOMITMEN TAK SURUT, PT SEMEN PADANG SATUKAN STAKEHOLDER TEKAN STUNTING DI TIGA KECAMATAN
-
GUBERNUR MAHYELDI RESMIKAN GEDUNG BARU PADANG EYE CENTER
-
SPH JADI RUMAH SAKIT PERTAMA DI SUMBAR PENERIMA BINTANG TIGA DARI BPJS KESEHATAN
-
JELANG HARI LISTRIK NASIONAL, PLN BERBAGI SYUKUR LEWAT BAKTI SOSIAL DONOR DARAH
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL