HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG
- Sabtu, 5 Januari 2019
Saatnya Menuju Bahasa Minangkabau Tulis

Padang (Minangsatu) - Bahasa Minangkabau (BM), hingga saat ini masih dikategorikan sebagai bahasa lisan, dengan dialek yang beragam antar daerah.
Dialek itu terjadi karena persebaran bahasa melalui wilayah geografis. Jarak domisili antarpenutur menjadi salah satu penyebab timbulnya dialek.
Saat ini, sudah sangat perlu upaya untuk menuju Bahasa Minangkabau tulis. Sehingga kekayaan pikir dan penginformasian budaya Minangkabau lewat bahasa tulis bisa dilakukan.
Namun, upaya menuju Bahasa Minangkabau tulis masih terkendala oleh banyaknya dialek. Karena itu diperlukan kesepakatan untuk memakai salah satu dialek yang dijadikan acuan sebagai Bahasa Minangkabau tulis.
Demikian kesimpulan diskusi Minangsatu dengan Dr Eva Krisna, Peneliti Muda dan Penyuluh Bahasa Indonesia dari Balai Bahasa Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (5/1).
Tujuan kesepakatan itu adalah untuk menjadi pedoman dalam menuliskan Bahasa Minangkabau. Sebab, hingga saat ini, penulisan kata berdasarkan dialek belum seragam. Misalnya, kata air dalam BM--berdasarkan dialek saat dituturkan--bisa ditulis aie atau aia.
Saat ditanya, dengan status masih belum menjadi bahasa tulis, apakah Bahasa Minangkabau berpotensi untuk punah lebih cepat? Eva Krisna menjawab bahwa sebenarnya tidak ada kategorisasi bahasa tulis dan bahasa lisan. Namun, apabila tidak ada kesepakatan untuk memilih salah satu dialek, dikhawatirkan dalam penulisannya tidak dapat dibakukan.
Sementara dialek itu sendiri banyak ragamnya. Menurut pakar Bahasa Minangkabau, Prof Nadra, telah membagi dialek menjadi tujuh. Yakni, dialek Rao-Mapat Tunggul, Muara Sungai Lolo, Pangkalan Lubuak Alai, Agam-Tanah Datar, Payakumbuh, Pancung Soal dan Koto Baru.
"Harus disepakati salah satu sebagai dasar untuk bahasa tulis," tutur perempuan asal Payakumbuh ini.
Selain itu, ditengah kekhawatiran dengan telah punahnya sejumlah bahasa daerah, Eva Krisna menilai bahwa saat ini Bahasa Minangkabau masih kategori aman. Hal ini disebabkan lantaran penutur Bahasa Minangkabau masih bersikap positif dengan Bahasa Minangkabau.
"Mereka masih bangga dengan Bahasa Minangkabau, dan setia menuturkannya dalam komunikasi sehari-hari," kata Eva Krisna. (te)
Editor :
Tag :Bahasa Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
MITSUBISHI DESTINATOR RESMI MENGASPAL DI PADANG, PT DIPO INTERNASIONAL GELAR SEREMONI DELIVERY ORDER PERDANA
-
BERKAT UPZ BAZNAS SEMEN PADANG, NOVRIDA TEMPATI RUMAH LAYAK HUNI
-
DALAM RANGKA HUT KE 63 : PWRI KOTA PADANG BERBAGI TALI KASIH
-
TUKANG BANGUNAN NONTON SUPERMAN DI BIOSKOP, KEJUTAN SPESIAL DARI SEMEN PADANG
-
MAJU SEBAGAI KETUA KONI SUMBAR, TOMMY IRAWAN SANDRA 'SOWAN' KE PWI SUMATERA BARAT
-
DATANGLAH KE RANAH MINANG
-
MUSIK SEBAGAI MOOD BOOSTER DI TENGAH KESIBUKAN
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI