- Sabtu, 2 Mei 2020
Ketersediaan Pangan Salah Satu Jurus Ampuh Hadapi Corona

Jakarta (Minangsatu) —Dampak pandemi corona atau Covid-19 menyasar hampir semua sisi kehidupan. Tidak hanya menghantam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di seluruh dunia, kini wabah corona juga berpotensi mengarah pada krisis pangan global. Terlebih belum ada kepastian kapan wabah ini berakhir. Bahkan, sejumlah negara menghadapi gelombang kedua penyebaran virus corona. Padahal ketersedian pangan menjadi salah satu “jurus ampuh” bagi negara di seluruh dunia untuk bisa menang melawan virus ini.
Anggota Komite II DPD RI yang membidangi persoalan pertanian dan perkebunan Fahira Idris mengungkapkan, peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) akan potensi defisit, kelangkaan dan darurat pangan di tengah pandemi virus corona sangat beralasan. Hal ini mengingat penyebaran virus ini telah menganggu produksi dan rantai distribusi pangan baik dalam skala lokal (dalam sebuah negara) maupun skala internasional.
“Di tengah pandemi seperti saat ini, selain berbagai kebijakan dan aksi negara mencegah penyebaran corona, kecukupan dan ketersedian bahan pangan menjadi amunisi utama negara-negara di dunia untuk bertahan bahkan memenangkan ‘pertempuran’ melawan virus ini. Karena pangan jadi amunisi utama maka berbagai strategi harus ditempuh agar tidak terjadi defisit, kelangkaan apalagi sampai darurat pangan. Ini harus jadi concern semua negara di dunia, termasuk Indonesia tentunya,” ujar Fahira Idris, di Jakarta (30/4).
Menurut Fahira, sebagai sebuah negara besar baik dari sisi wilayah maupun jumlah penduduk, kecukupan dan ketersedian bahan pangan terutama di tengah pandemi seperti saat ini tentu menjadi tantangan yang tidak ringan. Terlebih masih ada sejumlah kebutuhan bahan pangan kita yang masih mengandalkan impor karena produksi di dalam negeri belum mencukupi permintaan. Kurang meratanya distribusi bahan pangan juga harus menjadi perhatian khusus untuk menjamin ketersediaan di setiap wilayah terjaga.
“Tentunya agar ini (defisit pangan) tidak terjadi, kita harus cepat mendeteksi kondisi pangan saat ini dan prediksi ke depan. Kemudian merespon dan bergerak dengan cepat, susun langkah-langkah antisipasi dan formulasi solusi untuk menangkal agar tidak terjadi krisis pangan. Jika di sebuah daerah misalnya ada komoditas pangan yang defisit, salah satu solusinya bisa menyuplai bahan pangan dari daerah lain yang kebetulan surplus,” ujar Senator DKI Jakarta.
Selain itu, sambung Fahira Idris, pandemi yang terjadi saat ini juga menjadi momentum bagi kita semua untuk memformulasikan kembali konsep ketahanan pangan nasional agar tetap kuat terhadap terpaan krisis baik wabah ataupun ancaman lain. Salah satu yang perlu kita pikirkan ulang adalah bagaimana semua pemangku kepentingan sungguh-sungguh mencegah masifnya konversi lahan pertanian diakibatkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan industri. Bagaimanapun juga, ketersedian lahan adalah syarat utama ketahanan pangan.
Editor : sc.astra
Tag :#ketersediaanpangan #covid19
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KOPUS MELANGKAH LEBIH JAUH: MENYONGSONG ERA BARU KOPERASI SERBA USAHA
-
PLN SULAP LIMBAH JAGUNG JADI LISTRIK, PETANI TUBAN DAPAT TAMBAHAN PENGHASILAN
-
BANK NAGARI SYARIAH MANTAPKAN EKSPANSI KE RIAU, RAIH PREDIKAT TERBAIK NASIONAL DI USIA 19 TAHUN
-
TINGKATKAN LAYANAN EV, PLN LUNCURKAN HOME CHARGING SERVICES VERSI TERBARU
-
PT SEMEN PADANG APRESIASI GARDA TERDEPAN PENJUALAN, PRI GUSTARI: SINERGI KUNCI MENANGKAN PERSAINGAN
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
-
SEPAK TERJANG BUPATI ANNISA: MEMBANGUN PERADABAN DHARMASRAYA LEWAT PENDIDIKAN
-
DARI SUMATERA BARAT UNTUK INDONESIA: 80 TAHUN SUMATERA BARAT (1 OKTOBER 1945 - 1 OKTOBER 2025)
-
TENSI POLITIK OLAHRAGA NAIK JELANG MUSORPROV KONI SUMBAR, UPAYA INTERVENSI MENGKRISTAL