HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Sabtu, 25 Februari 2023
Kecakapan Literasi Budaya Kunci SDM Unggul Dan Berkarakter

Baso, Agam (Minangsatu). Kecakapan literasi menjadi komponen kunci dalam membangun Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkarakter. Sebab, kecakapan literasi tersebut diawali dari keterampilan membaca dan menulis, yakni basis pendidikan dasar manusia dalam mengembangkan kompetensi mereka. Oleh sebab itu, literasi adalah bagian integral dari pendidikan, pendidikan yang berkarakter, yang mengasah kapasitas diri dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).
Demikian resume Kelas Paralel 3 Seminar Internasional dalam rangkaian International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) yang diselenggarakan DPD Satu Pena Sumatera Barat, di Gedung Nusantara, Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Sumatera Barat, Baso, Kabupaten Agam, pada Jumat 24 Februari 2023.
Tampil sebagai pembicara pada kelas parallel 3 dengan topik Membangun SDM Unggul Melalui Budaya Literasi itu adalah Dr. Erianjoni, M. Si. (Sosiolog UNP), Dr. Fauziah Afriyani (Universitas Indo Global Mandiri Palembang), Dr. Satya Gayatri, M. Hum. (Sastra Minangkabau FIB Unand), Dikdik Sadikin, Ak., M. Si. (BPKP), dan Adiwangsa Sukma (Negeri Sembilan, Malaysia). Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Hasanuddin, M. Si. (Magister Kajian Budaya FIB Unand).
Erianjoni di awal sesi menyampaikan bahwa literasi berbasis pada pendidikan. Pendidikan itu berpilar pada sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ranah keluarga adalah basis fase pra pondasi, tempat pendidikan literasi bermula dan sangat menentukan. Pendidikan itu dilanjutkan secara formal di sekolah. Dalam konteks literasi budaya Minangkabu, hal itu dikembangkan dalam pendidikan muatan lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau yang kini sedang digelorakan kembali di Sumatera Barat.
“Literasi berkait dengan kemampuan baca-tulis, dan lebih luas literasi adalah membangun kearifan budaya termasuk mengembangkan civil society. Dalam era hari ini, literasi digital tidak dapat dihindari. Konten dan kompetensi karakter sangat diperlukan dalam pendidikan berbasis teknologi digital, dalam bentuk pemanfaatan teknologi untuk pendidikan karakter sekaligus memfilter kontens-konten yang justru berpotensi merusak karakter”, papar Sekretaris UNP itu.
Pernyataan Erianjoni bersambut dengan paparan Fauzia Afriyani. Menurutnya, literasi memang berbasis baca-tulis, tetapi tidak sebatas itu, literasi juga mencakup proses dan produk karya berkualitas. Lebih jauh, kecakapan literasi berkaitan dengan kearifan mengelola informasi (kearifan reseptif) dan kebijaksanaan berkomunikasi verbal dan non verbal (ekspresif- kreatif-produktif). Hal itu merepresentasikan kecakapan komunikasi dan kolaborasi, sebagai bagian dari syarat Kecakapan Abad-21.
Sementara itu, Satya Gayatri menyajikan hasil risetnya berkait dengan cerita anak sebagai bentuk materi pembelajaran literasi yang nyaris dilupakan. Cerita anak sesungguhnya memiliki konten sistem nilai yang dapat dikembangkan sebagai dasar kompetensi dan karakter peserta didik. Hanya saja, cerita-cerita anak itu sebagian besar ada dalam tradisi lisan, terpinggirkan, dan nyaris punah. Di samping itu, cerita-cerita dengan eksistensi lama itu cenderung tiddak menarik bagi peserta didik. Oleh sebab itu perlu alih media, baik dari media lisan ke tulisan, maupun dari media lisan atau tulisan ke media audio visual atau digital.
Dikdik Sadikin, melihat sentralitas kecakapan literasi budaya sebagai benteng anti korupsi dan perilaku negative lainnya. Menurutnya, kecakapan literasi adalah kearifan yang dapat menyaring informasi dan pesan dari sebuat narasi. Narasi-narasi tradisional kadangkala ditafsirkan keliru dan berbuah perilaku yang salah. Kecerdikan si Kancil dalam mengakali si Macan atau si Buaya, dalam dongeng si Kancil, dikembangkan menjadi kemampuan “mengakali” peraturan perundangan atau norma-norma lainnya, sehingga melahirkan perilaku korup.
“Begitu juga dengan narasi-narasi politik, sosial, dan budaya masa kini. Akibatnya terjadi paradox di Indonesia antara Indeks Literasi yang rendah (peringkat 62 dari 70 negara) dengan pengguna media sosial yang tinggi (191 juta pada 2022-red) yang berakibat menjamurnya hoax”, jelas Direktur Pengawasan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan itu.
Adiwangsa Sukma menjelaskan fenomena literasi kesenian di dunia Melayu, khususnya di Malaysia. Adiwangsa menjelaskan bahwa sesungguhnya kesenian itu berbasis dalil naqli (wahyu) dan aqli (pertimbangan rasional). Bukankah Allah itu indah dan menyukai keindahan? Hal itu menghendaki musik tidak sekadar mengemban misi estetik tetapi juga etik dan ilahiah. Hal itu tergambar dalam muzik tradisional Melayu yang menyeimbangkan keindahan dengan perasaan hormat dan menghormati sesama manusia dan mengandung pesan-pesan moral dan spiritual.
Di akhir sesi, Hasanuddin Dt. Tan Patih—yang sedang giat bergerak bersama akademisi budaya dan tokoh adat dalam mengembangkan kecakapan literasi budaya melalui pendidikan muatan lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau pada jenjang pendidikan formal melalui Yayasan Sako Anak Negeri—menyampaikan kalimat penutup bahwa pendidikan literasi mesti diperkuat. Pendidikan literasi tidak saja untuk penguatan pengetahuan dan keterampilan dengan aktifitas membaca, menulis, dan menggunakan teknologi mutakhir, tetapi lebih jauh adalah penguatan kecakapan karakter yang paripurna sehingga masyarakat arif dalam menganalisis persoalan dan terampil bijaksana dalam memecahkan masalah.*
Editor : Hasanuddin
Tag :#Sumbar#Literasi#Satupena#IMLF#Minangsatu
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
LULUSAN PELATIHAN UMKM DIWISUDA, GUBERNUR MAHYELDI BERPESAN TERUS BERSINERGI MENGANGKAT EKONOMI SUMBAR
-
FESTIVAL LITERASI SUMBAR SIAPKAN GENERASI EMAS MENUJU INDONESIA EMAS 2045
-
WAGUB SUMBAR, VASKO : GAGASAN NAGARI CREATIVE HUB MEMERLUKAN BANYAK AHLI DIGITAL DI BERBAGAI ASPEK
-
PENINJAUAN SEKOLAH RAKYAT MENJADI KEGIATAN PERTAMA WAPRES GIBRAN SAAT KUNKER KE SUMBAR
-
SEKOLAH GRATIS, ASRAMA LENGKAP, MAKAN TERJAMIN: WAGUB TINJAU LANGSUNG SEKOLAH RAKYAT
-
PELATIHAN KETERAMPILAN SOLID HAIRCUT, SULAM DAN PEMBUATAN CREATIVE DIGITAL PORTFOLIO SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN YOUNG TALENTPRENEUR PADA KELOMPOK KESETARAAN PAKET C DI NAGARI SUNGAI KAMUNYANG KABUPATEN 5
-
GARUDA MUDA, DARI SEMIFINAL BERSEJARAH KE KUALIFIKASI YANG MEMBEKAS LUKA, BUKTI INKONSISTENSI PSSI
-
HMI DAN REPUTASI GLOBAL PERGURUAN TINGGI
-
BERMULA DARI KIAS “KUSUIK SALASAI KARUAH JANIAH” HINGGA BEBERAPA BENTUK TURUNANNYA
-
MELUNCURKAN BUKU ATAU MENUNGGANGI KARYA?