HOME SOSIAL BUDAYA RANTAU
- Sabtu, 17 Desember 2022
HPN 2023 Di Sumut Dimanfaatkan Sebagai Pemacu Kesiapan Infrastruktur PON 2024

Jakarta (Minangsatu) - Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari, mengatakan Hari Pers Nasional yang akan diadakan di provinsi Sumatera Utara harus bisa menggali persiapan tuan rumah Sumatera Utara bersama DI Aceh menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024.
"Dalam acara ini bagaimana persoalan daerah harus kita angkat, terus terang saja, Sumut tidak ada persiapan untuk menggelar PON, padahal waktu tinggal dua tahun," ungkap Atal S Depari saat membuka Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) 'Strategi Sumut Dan Aceh Meningkatkan Prestasi Olahraga dan Kebangkitan Ekonomi Daerah' yang diadakan di Aston Kartika Hotel, Jumat (16/12/2022).
Atal S Depari berharap ada diskusi dengan Gubernur. "Kita menyatakan Sumut belum bergerak, karena itu, kita akan membagikan hasil diskusi yang puncaknya di HPN nanti, kita akan dorong Sumut berbenah jelang PON. Karena itu, kita ingin tahu kesiapan Sumut, tercermin dalam fasilitas, sampai saat ini kami belum melihat adanya pembangunan fasilitas, supaya PON terlaksana tepat waktu, kalau pun diundur paling 2025, kita berharap ini harus sukses dan jalan, jangan sampai ini hanya dikampanyekan saja, tidak menyiapkan dirinya," papar Atal S Depari.
Ia juga menyampaikan HPN nanti, akan mengangkat tema yang penting untuk nasional dan Sumut, yakni penyelenggaraan PON. "Semoga saran dari sini, bisa bermanfaat untuk mempercepat proses persiapan PON di Sumut," kata Atal S Depari.
Tampil sebagai nara sumber di acara FGD ini, Wakil I Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, mengatakan bahwa PON ini tidak semata-mata hanya untuk olahraganya tetapi terkandung muatan kesatuan dan persatuan nasional.
"Baru kita berbicara meningkatkan ketahanan nasional, bagaimana kita mendapatkan atlet potensial tampil di tingkat internasional. Selain itu, kemudian yang terkait dengan bagaimana kita menyelenggarakan PON, tentu harus memegang prinsip sukses penyelengaraan, sukses prestasi dan ekonomi," jelas Suwarno didampingi Kabid Bina Prestasi KONI Pusat, Gugun Yudinar.
Selain itu, diakui Suwarno yang harus diperhatikan juga bidang pertandingan yang jadi penjuru penyelenggaraan PON. "Bidang pertandingan jadi penjuru, rumuskan Cabor yang akan dipertandingkan, Sumut mengajak Aceh untuk memilih Cabor. Kami sebagai mediator tetapkan 33 Cabor di Sumut dan 32 di Aceh. Setelah itu, kami merumuskan nomor yang dipertandingankan, kami bicara nomor 1032 nomor pertandingan, sekarang masih ada yang ingin nambah lagi, padahal SK KONI sudah ditandatangani," paparnya.
Dikatakan Suwarno, semua KONI Provinsi dan Cabor diundang untuk merumuskan sistem pertandingan. Tahun depan sudah babak Kualifikas PON," ujarnya.
Kembali pada koordinasi, penyiapan infrastruktur, menurut Suwarno pihaknya ingin tidak banyak membangun, yang ada diperbaiki, tapi Gunernur Sumut, ingin memanfaatkan lahan 300 Ha dengan membangun pusat olahraga dan pusat bisnis. "Ingin kerjasama dengan luar negari sebagai investor. Kita komentari, Povinsi tidak bisa langsung menerima investasi dari luar negeri karena harus mendapat ijin dari Kementerian Keuangan RI," kata Suwarno.
Menyinggung pembangunan stadion di PON Aceh dan Sumut, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Essy Asiah mengatakan bahwa PUPR bersyukur provinsi menyatakan diri siap gelar PON.
"Harusnya siap segala-segalanya, termasuk membangun sebuah stadion, karena kita membangun stadion itu harus sesuai dengan standar internasional, karena begitu ada pemecahan rekor, tentu tidak akan dicatat di induk olahraga resmi," jelas Essy Asiah.
Setelah stadion dinyatakan memenuhi standar internasional, diakui Essy Asiah tentu biaya pemeliharaannya sangat mahal. "Biasanya kita perlu pemeliharaan bangunan, kami tidak ingin ada anggapan PUPR hanya membangun, tetapi pemeliharaannya tidak dipikirkan, padahal selesai pembangunan kita sudah serahkan ke Pemda," ujar Essy.
Diakui Essy, jika nanti Sumut meminta dibangunkan satu stadion, tetapi kapasitasnya besar, begitu juga Aceh, bakal mengikuti Sumut minta stadion besar juga. "Jika satunya membangun stadion biayanya triliunan, tentu Aceh bakal meminta yang sama dengan Sumut. Itulah yang biasanya terjadi, pokoknya serulah," selorohnya.
Namun demikian, Essy menjamin PUPR tetap berkomitmen untuk membangun stadion yang diminta. "Kita tetap mengejar waktu, begitu juga dengan venue kecil lainnya, yang jelas venue pembukaan dan penutupan di Medan tetap akan dibangun yang sifarnya multi fungsi. Semoga jika kelak sudah selesai pembangunannya, pasca PON harus dipikirkan juga perawatannya," kata Essy
Editor : ranof
Tag :#Hpn 2023 sumut #Persiapan Pon 2024 #Dorong sumut dan aceh#
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
ENGKOS KOSASIH NAHKODAI PWI SERANG RAYA, LANGSUNG BERI ULTIMATUM SOAL STIGMA 'WARTAWAN BODREX'
-
PWI KABUPATEN BOGOR TUNJUKKAN SOLIDITAS ORGANISASI, M NUROFIK DITETAPKAN SECARA AKLAMASI
-
PWI DIY DUKUNG PENETAPAN HARI KEBUDAYAAN NASIONAL SETIAP 17 OKTOBER
-
FADLI ZON MENJAWAB SOAL “PERKOSAAN MASSAL” PADA KERUSUHAN 13-14 MEI 1998
-
KETUA PLT PWI PROVINSI JAWA BARAT DANANG DONOROSO KUKUHKAN 13 KETUA PLT PWI KABUPATEN/ KOTA
-
MUSIK SEBAGAI MOOD BOOSTER DI TENGAH KESIBUKAN
-
DINAKHODAI ARISAL AZIZ, OPTIMISTIS MATAHARI KEMBALI BERSINAR TERANG DI SUMBAR
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU