HOME SOSIAL BUDAYA PROVINSI SUMATERA BARAT
- Rabu, 1 Desember 2021
FIS UNP Dan PB PGAI Gelar Seminar Nasional Dr. H. Abdullah Ahmad Menuju Pahlawan Nasional

Padang (Minangsatu) - Bertempat di Hospitality Center Universitas Negeri Padang, Selasa (30/11/2021), Fakultas Ilmu Sosial UNP bekerja sama dengan PB PGAI menggelar Seminar Nasional Dr. H. Abdullah Ahmad Menuju Pahlawan Nasional.
Adapun yang menjadi Keynote speaker pada seminar kali ini yaitu Prof.Dr.H. Ganefri, M.Pd, Ph.D, Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc. P.Si. dan Pembicara Prof.Dr. Phil Gusti Asnan, Drs. H.Guspadi Gaus, M.Si, M.B.A, Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc. serta Prof. Dr. H. Taufik Abdullah. M.A.
Seminar Nasional Dr. H. Abdullah Ahmad Menuju Pahlawan Nasional digelar secara luring dan daring. Ketua pelaksana Dr. Aisiah, M.Pd mengatakan bahwa perlu kerjasama dari seluruh pihak untuk mewujudkan cita-cita menjadikan nama Dr. H. Abdullah Ahmad menjadi pahlawan nasional.
"Melalui forum ini kami mengajak kepada semua pihak untuk mendukung dan melancarkan proses pengajuan Dr. H. Abdullah Ahmad menjadi pahlawan nasional" ujarnya.
Senada dengan Aisiah, Ketua PB PGAI Fauzi Bahar menyampaikan bahwa perjuangan menjadikan nama Dr. H. Abdullah Ahmad menjadi pahlawan nasional tidak hanya milik PGAI, tapi seluruh masyarakat Sumatera Barat.
"Kita berharap melalui seminar ini dapat titik terang strategi mewujudkan cita cita Dr. H. Abdullah Ahmad menjadi pahlawan nasional, dengan harapan bisa se lancar saat pengusulan Bagindo Azis Chan, dahulu. Saat itu berkat kerjasama dengan tim Ibu Dr. Siti Fatimah, Bagibdo Azis Chan dengan lancar dapat lolos menjadi pahlawan nasional" paparnya.
Dr. Taufik Abdullah. MA dalam kajiannya menyampaikan bahwa ketokohan Abdullah Ahmad sangat luar biasa pada zamannya, bahkan menjadi pembicaraan oleh tokoh tokoh Belanda.
"Beliau ini adalah orang yang kharismatik, penuh dedikasi dan inovasi pada zamannya. Tak salah kiranya kabar tentang dirinya menjadi buah bibir hingga Pemerintah Hindia Belanda," tukasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Syafrida Manuwoto, M.Sc cicit dari Dr. Abdullah Ahmad dan juga alumni Sekolah Adabiah menyampaikan bahwa salah satu peninggalan Dr. Abdullah Ahmad yang sangat bermakna yaitu pemikiran dan aktualisasi pemikiran.
" Semboyan yang dicetuskan Dr. Abdullah Ahmad yaitu "Kebangkitan Ilmu untuk Kebangkitan Islam" merupakan mutiara dari pemikiran beliau yang aktualisasinya melampaui zamannya," ulasnya.
Pemateri lain Prof.Dr. Phil Gusti Asnan menyoroti kiprah Dr. Abdullah Ahmad sebagai "sang pembaharu"
"Dr. Abdullah Ahmad lahir di sekolah berbasis surau, sementara itu Belanda yang mendirikan pendidikan modern namun dengan jumlah terbatas dan hanya untuk kalangan elit saja. Hal ini tidak mengakomodir semangat pendidikan orang Minangkabau, karena itu Dr. Abdullah Ahmad mendirikan sekolah Islam berbasis modern. Selain itu, beliau adalah penentang pajak yang diterapkan oleh kolonial dan dirinya sangat mendukung pejuangan Politik Jong Sumatera," ulasnya.
Riwayat singkat Dr. H. Abdullah Ahmad.
Dr. H. Abdoellah Ahmad, lahir di Padang Panjang, 1878 dan meninggal di Kampung Jati, Padang, 2 November 1933 pada umur 55 tahun. Abdullah Ahmad merupakan ulama reformis yang turut membidani lahirnya perguruan Sumatra Thawalib di Sumatra Barat, sekolah Adabiah 1909, dan kemudian menjadi HIS Adabiah 1915.
Kemudian di tahun 1918 beliau mendirikan Persatuan Guru-Guru Agama Indonesia (PGAI). Bersama Abdul Karim Amrullah, ia menjadi orang Indonesia terawal yang memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir.
Pada tahun 1895, Abdullah Ahmad pergi ke Mekkah dan kembali ke Indonesia pada tahun 1899. Sekembalinya dari Mekkah, ia segera mengajar di Padang Panjang sembari memberantas bid'ah dan tarekat.
Pada tahun 1906, Abdullah Ahmad pindah ke Padang untuk menjadi guru, menggantikan pamannya, Syekh Gapuak yang meninggal dunia. Adabiah adalah sekolah dengan pola pendidikan islam modern pertama di Indonesia. Disini pendidikan telah menerapkan pembaruan kelembagaan dan penyetaraan, metode pengajaran, dan kurikulum. Pendidikan disini berusaha di setarakan dengan pendidikan modern eropa, sehingga lebih bermarwah dan makin maju.
Abdullah Ahmad sangat aktif menulis, bahkan ia menjadi ketua persatuan wartawan di Padang pada tahun 1914. Abdullah Ahmad pun mendirikan majalah Al-Munir yang terbit di Padang pada tahun 1911 sampai 1916. Tahun 1913 dia mendirikan majalah berita Al-Akhbar, dan pada tahun 1916 menjadi redaktur bidang agama majalah Al-Islam yang diterbitkan Sarekat Islam di Surabaya.
Majalah Sinar Sumatra edisi 16 September 1926 memuat pemberitahuan sekaitan dengan syukuran gelaran doktor kehormatan yang diterima Abdullah Ahmad di Padang.
Editor : melatisan
Tag :#Seminar Warisan Budaya
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SUMBAR DORONG KETAHANAN PANGAN LEWAT SISTEM SAWAH POKOK MURAH
-
PONPES MINANGKABAU PENUH SYUKUR TERIMA BANTUAN SAPI KURBAN PRESIDEN, DISERAHKAN LANGSUNG WAGUB VASKO
-
IDUL ADHA 2025 PEMPROV SUMBAR DISTRIBUSIKAN 68 EKOR SAPI QURBAN, 7 EKOR DIANTARANYA UNTUK WARGA PALESTINA
-
BERKUNJUNG KE SUMBAR, MENTERI P2MI BERHARAP MAKSIMALKAN PELUANG KERJA DI LUAR NEGERI
-
BANGGA PAKAI SEMEN PADANG, TUKANG BANGUNAN KUNJUNGI PABRIK DALAM TEMU TUKANG INSPIRATIF
-
4 LAGA BERSAMA PATRICK KLUIVERT, INDONESIA MASIH MENCARI JATI DIRI.
-
RAGU
-
EFEK DOMINO PERANG KAMANG DALAM TEROPONG PERLAWANAN MASYARAKAT SUMATERA BARAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT