HOME EKONOMI KABUPATEN SOLOK

  • Jumat, 26 Oktober 2018

Bersama Group Limau Kacang, Tim Unand Revitalisasi Jeruk Keprok Kacang

Budidaya jeruk Keprok Kacang yang dilakukan group Limau Kacang bersama tim Unand DR. Nasril Nasir di Aripan
Budidaya jeruk Keprok Kacang yang dilakukan group Limau Kacang bersama tim Unand DR. Nasril Nasir di Aripan

AROSUKA (Minangsatu) – Komoditi jeruk Keprok yang dikenal dengan nama limau Kacang, sejak tahun 80-an sudah menghilang setelah sempat dikenal sebagai buah spesifik daerah Solok. Tanaman buah yang berhasil mengangkat nama nagari Kacang,  punah karena diserang penyakit CVPD ( Citrus VeinPhloem Degeneration), suatu bakteri tanaman yang mematikan.

Pernah ada upaya membudidayakannya, secara mandiri atau diproteksi oleh Pemda setempat, tetapi tidak kunjung berhasil. Bakteri CVPD tetap mengancam usaha masyarakat. Padahal dari sisi potensi, jeruk Keprok Kacang sama kualitasnya dengan dua jenis jeruk populer di dunia, yakni jeruk Mandarin dari China dan Ponkan dari Jepang.

" Penelitian yang kami lakukan,  menyebutkan limau Kacang berkerabat dekat dengan jeruk populer di dunia itu, " ungkap akademisi Universitas Andalas (Unand) Padsng DR. Nasril Nasir dihadapan anggota group Pengembang Limau Kacang di Aripan, Kecamatan X koto Singkarak, Kamis (25/10).

Akibat tumpulnya populasi komoditas Limau Kacang, tahun 2011 tim Universitas Andalas berinisiatif melakukan kegiatan penelitian bekerjasama dengan Kagoshoma University Jepang.
Dari kerja ilmiah yang dilakukan, menurut mantan peneliti BPTP Sukarami itu, limau Kacang yang konon pertama kali dikembangkan oleh seorang petugas pertanian Garut yang notabene adalah putra daerah Singkarak Baharsyah, memiliki rasa yang spesifik dan berpotensi di kembangkan.
Meyikapi potensi besar yang sekarang telah sirna, akhirnya menimbulkan keprihatinan. Tetapi bagi yang optimis, masih tersisa rasa penasaran. Kenapa limau Kacang harus mengalami kepunahan. Hati yang risau akhirnya melahirkan komitmen.  Tim Universitas Andalas selain DR. Nasril Nasir, juga ada DR. Mairawita dan DR. Yulmira Yanti terus.memulai dengan generasi baru.Hasil penelitian kerjasama dengan universitas Jepang itu lantas ditawarkan kepada Kemenristek Dikti mendapatkan program pengabdian masyarakat.

Menurut akademisi Unand itu, salah satu program yang dijuluk adalah Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), yang kegiatan mengembangkan potensi unggulan desa. Limau Kacang dalam program PPDM ini diajukan." Tahun 2016 kita laporkan kegiatan ini ke Pemda Solok agar didukung. Bupati Solok merespon baik, sampai kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di Balitbu Tropika Solok dengan Kemenristek Dikti," papar Nasril.

Tetapi prosesnya seolah tergantung. Tindaklanjutnya mengambang.  Sampai pada April 2017 pihaknnya memesan sebanyak  2500 bibit jeruk Keprok Kacang ke Balai Penelitian Jeruk Sub Tropis (Balitjesrro) Balitbang Kementan di Tlekung Jawa Timur. " Di balai ini ada 18 jenis jeruk keprok. Bibit yang disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Timur," ungkap mantan peneliti Balithor Aripan itu.

Selang setengah tahun, pada Januari 2018 bibit jeruk Keprok dikirim ke Solok. Timbul persoalan, kepada siapa disalurkan. Masyarakat petani yang akan mengembangkannya belum memiliki keberanian memulainya, karena harus dilakukan dilahan yang berbeda dari hamparan rentan penyakit CVPD. " Kami kemudian bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Buah ( Balitbu) Tropika Aripan untuk pemeliharaan oleh peneliti dan tehnisi Balitbutb Tropika," ungkap Nasril Nasir

Pensiunan

Menyambut  gerakan masif dari tim Unand untuk mengembalikan kejayaan Jeruk Keprok Kacang, belasan masyarakat yang didominasi para pensiunan PNS, akhirnya mengambil peluang menjadi petani buah lokal. Dengan jaminan komitmen melakukan budidaya, mantan Asisten II Pemkab Solok H.Yunasman SE, M. Si menawarkan diri menanam bibit limau Kacang dihamparan kebun yang paralel  dengan komoditi buah Naga. " Saya mengumpulkan kawan kawan pensiunan dengan mengusung semangat berkebun," aku Yunasman.

Seruan mantan Kabag Pembangunan Pemkab. Solok itu memicu minat Tamyus TM, mantan Kadis Pariwisata dan Kadis Perhubungan. Semangat berkebun itu mengalir ke mantan wali nagari Kacang, kemudian pensiunan penyuluh,  termasuk pengusaha rempah putra Gobah  Nofita Naizar.
Sekitar 12 orang akhirnya berhimpun dalam group Pengembang Limau Kacang. " Sudah empat bulan kami menanam bibit limau Kacang. Ada 16 tituk lahan tersebar di nagari Aripan, Singkarak, Saniangbaka, hingga ke Sulit Air," sebut Yunasman.

Dijelaskan, pendistribusian bibit kepada 12 petani Limau Kacang dilakukan Maret 2018. Masing-masing  melakukan penanaman sekira 50 sampai 450 batang bibit di kebun masing-masing. " Saking semangatnya, masih ada lobang tanaman yang belum ditanami bibit. Karena itu kita mengajukan permintaan bantuan bibit untuk tahun 2019 sebanyak 2500 batang, sehingga luas budidaya limau Kacang mencapai 10 hektar, " jelas Yunasman.

Bagi petani goup Limau Kacang, membudidayakan jeruk Keprok Kacang tidak sekedar mencari kesibukkan. Tetapi lebih untuk menyemangati masyarakat sekitar agar ikut berkebun dengan menanam komoditi buah yang pernah booming beberapa tahun laku. " Kini sudah banyak yang mau ikut. Permintaan bibit meningkat, kita pula yang kewalahan menjawabnya," tutur Nofita Naizar.
Linier dengan semangat mengembangkan jeruk Keprok generasi baru, petani yang bergabung dengan group Limau Kacang ingin membangun ekonomi rakyat diluar pembiayaan APBD. Pihaknya berusaha bagaimana dana dana dari luar pemerintah daerah mengalir ke petani. " Itu dasarnya kita tidak memakai nama kelompok, karena kerap terjadi salah persepsi tentang sebuah kegiatan. Ujung ujungnya terjadi kegagalan. Kita bersungguh-sungguh melakukan ini," sambung Yunasman.
Kesungguhan petani intelektual lebih didukung adanya bimbingan teknis dari tim Unand Padang. DR. Nasril Nasir sebagai tokoh akademik yang berada dibalik semangat petani, saban waktu berada disamping group pengembang Limau Kacang. Dengan harapan mengembalikan kejayaan komoditias buah spesifik Kabupaten Solok, kegiatan para pensiunan itu pantas di apresiasi. Sekurangnya Pemkab. Solok perlu memberi motivasi. Semoga.

( Rdt) 

 


Wartawan : verizal
Editor :

Tag :#Limau Kacang #Tim Unand

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com