HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kamis, 19 Desember 2019
Inovasi UNP; Menggali Budaya Minangkabau Melalui Etnosains
.jpg)
Inovasi UNP; Menggali Budaya Minangkabau Melalui Etnosains
Oleh Rudi Kurniawan dan Syafriani
(Program Studi Magister Pendidikan Fisika UNP)
Sumatera Barat (Sumbar) mempunyai kekayaan seni dan budaya yang dikenal di nusantara. Setiap daerah di Sumbar memiliki ragam budaya yang berbeda-beda, tetapi akarnya adalah kebudayaan Minangkabau.
Kebudayaan tersebut akan tetap lestari jika masyarakat atau kaum muda-mudinya menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dewasa ini kebudayaan Minangkabau mulai memudar seiring masuknya kebudayaan asing.
Siswa sekarang banyak yang tidak tau kebudayaan asli Minangkabau. Mereka belajar kebudayaan minang hanya pada pembelajaran kesenian saja. Kesenian juga dapat dimasukkan pada pembelajaran lainnya.
Salah satu pembelajaran yang dapat dimasukkan unsur budaya ke dalamnya adalah pembelajaran sains. Aspek budaya yang di masukkan pada pembelajaran sains dikenal dengan istilah “Etnosains”.
Menurut Sudarmin etnosains merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat atau sekelompok orang pada suatu wilayah yang didapatkan dengan metode dan prosedur tertentu, yang merupakan bagian dari tradisinya.
Menurut Goodenough etnosains banyak membahas mengenai klasifikasi untuk mengetahui struktur yang digunakan untuk mengatur lingkungan dan apa yang dianggap penting oleh suatu etnik penduduk suatu kebudayaan.
Disimpulkan bahwa etnosains adalah budaya yang memiliki nilai-nilai sains didalamnya.
Pembelajaran sains yang memasukkan unsur etnosains di dalamnya menuntut peserta didik mengamati dan melakukan penyelidikan akan unsur sains apa saja yang terdapat pada suatu kebudayaan. Pembelajaran dengan memasukkan unsur budaya didalamnya diharapkan membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Menurut Okebukola, pembelajaran yang memadukan pengetahuan sains asli masyarakat dan sains ilmiah mampu meningkatkan pemahaman siswa akan konsep ilmiah dan pembelajaran lebih bermakna.
Siswa sebagai target utama semakin besar rasa cinta akan kebudayaan Minangkabau dan mendapatkan pengetahuan baru mengenai kebudayaan saat pembelajaran sains.
Inovasi yang diharapkan pada pembelajaran sains sekolah di Sumbar dapat memasukan kebudayaan seperti tari piring sebagai salah satu contohnya. Siswa diminta mengamati dan menyelidiki unsur sains apa saja yang terdapat pada tari piring tersebut.
Tari piring adalah tarian tradisional Minangkabau yang terdapat macam-macam gerakan yang mengandung unsur fisika didalamnya. Tari piring adalah tarian yang menggunakan piring sebagai salah satu propertinya. Terdapat dua piring yang di pegang oleh penari, satu tangan memegang satu piring.
Gerakan penari yang begitu energik dan tangan yang memegang piring dengan gerakan yang diputar-putar, namun piring tersebut tidak terjatuh. Pada bagian akhir penari melakukan atraksi meloncat-loncat pada pecahan piring, namun kaki penari yang menginjak pecahan piring tidak mengalami luka dan sakit sama sekali.
Kajian etnosains tari piring terdapat pada gerakan tangan penari yang memegang piring dan menginjak pecahan piring. Hal yang menyebabkan piring yang dipegang oleh penari tidak jatuh walaupun diputar-putar ialah kesetimbangan yang dilakukan penari tersebut. Kesetimbangan terjadi apabila piring yang digerakkan dengan lurus maupun melingkar, piring tersebut tetap pada bentuk dan posisi yang sama serta piring tidak terjatuh.
Penari yang tidak terluka dan tidak meraskaan sakit saat menginjak pecahan piring, hal tersebut terjadi dikarenakan piring yang dipecahakan tersebut di buat dalam pecahan yang kecil. Pecahan piring yang kecil membuat luas permukaan menjadi besar dan tekanan menjadi kecil. Hal demikin kenapa penari tidak merasa sakit maupun terluka karena penginjak pecahan piring.
Editor : sc.astra
Tag :#opini rudi kurniawan #etnosains
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SPMB 2025 DIJALANKAN SERENTAK, PEMPROV SUMBAR FOKUS TUNTASKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
-
GUBERNUR MAHYELDI PIMPIN UPACARA HARKITNAS KE-117 TAHUN 2025 TINGKAT PROVINSI SUMBAR
-
USAI BACAKAN UUD 1945 TANPA TEKS, SISWI SMA 10 PADANG MENDAPAT HADIAH KHUSUS DARI GUBERNUR SUMBAR
-
WAGUB VASKO ; PROGRAM SEKOLAH RAKYAT YANG DITUNJUK PUSAT KE SUMBAR AKAN DIKEJAR SEBAGAI PRIORITAS
-
RANGKAIAN PERINGATAN 75 TAHUN SMPN 1 PADANG, DIMULAI FEBRUARI DENGAN SEMINAR KETOKOHAN BUNG HATTA
-
4 LAGA BERSAMA PATRICK KLUIVERT, INDONESIA MASIH MENCARI JATI DIRI.
-
RAGU
-
EFEK DOMINO PERANG KAMANG DALAM TEROPONG PERLAWANAN MASYARAKAT SUMATERA BARAT MENENTANG KOLONIALISME BELANDA
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT