HOME PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kamis, 6 Maret 2025
Gubernur Mahyeldi : Tak Cukup Dengan Tangan, Dengan Niru Kita Tampung Rencana Bagus Itu
PT Garam Rencanakan Peningkatan Produksi di Sumbar, Gubernur Mahyeldi : Tak Cukup dengan Tangan, dengan Niru Kita Tampung
Padang (Minangsatu) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyambut baik rencana PT Garam untuk meningkatkan produksi garam di Sumbar melalui pembinaan terhadap petani garam. Selain mengungkit perekonomian, dukungan penuh atas rencana ini juga bagian dari komitmen Pemprov Sumbar atas arahan Presiden terkait hilirisasi serta swasembada garam di pengujung tahun 2025.
"Terkait rencana PT Garam untuk pengembangan kualitas dan kuantitas produksi garam di Sumbar, jika tidak bisa dengan telapak tangan, maka dengan niru kita tampung. Kita sangat mendukung," kata Gubernur Mahyeldi saat menyambut kunjungan Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose beserta jajaran di Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (5/3/2025).
Sumbar sendiri, sambung Gubernur, menyimpan sejarah terkait aktivitas pertanian garam, terutama sekali di Muaro Sakai Inderapura, Kabupaten Pesisir Selatan. Sehingga, rencana PT Garam untuk melakukan pembinaan terhadap para petani garam di Sumbar diyakini akan mendatangkan manfaat yang sangat luas bagi masyarakat.
"Terkait kebutuhan, kita rasa Sumbar sangat membutuhkan. Ada tujuh kabupaten/kota yang merupakan kawasan pesisir pantai, sehingga kebutuhan garam untuk usaha perikanan saja sangat besar. Belum lagi kebutuhan untuk industri lain seperti industri pangan, nonpangan, hingga farmasi," kata Gubernur lagi.
Terlebih saat retret Kepala Daerah di Magelang beberapa pekan lalu, Gubernur mengaku mendapat arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait pentingnya hilirisasi produk pertanian dan potensi sumber daya alam, termasuk memaksimalkan potensi kelautan. "Terlebih rencana ini juga bagian dari usaha mencapai swasembada garam pada akhir 2025," ucapnya lagi.
Sementara itu, Dirut PT Garam, Abraham Mose menyebutkan, Sumbar bersama Aceh memang tengah diproyeksikan sebagai klaster produksi garam nasional di wilayah Sumatera. Selain untuk menekan cost produksi dan memenuhi kebutuhan nasional, upaya ini juga dalam rangka menekan ketergantungan terhadap impor garam.
"Dari 5 juta ton kebutuhan garam nasional, itu 50 persennya masih kita impor. Padahal, kita punya potensi besar untuk mencapai swasembada garam sesuai arahan Bapak Presiden. Sehingga, Sumbar menjadi salah satu daerah yang akan kita tingkatkan produksinya melalui pembinaan terhadap petani garam lokal," ucap Abraham.
Potensi garam Sumbar sendiri, sambung Abraham, sangat besar jika dioptimalkan. Terutama sekali untuk menghasilkan produk garam bagi industri nonpangan seperti kebutuhan pabrik, proses penyamakan, dan lain sebagainya. "Terima kasih atas dukungan Bapak Gubernur dan jajaran. Kita akan tindak lanjuti segera rencana ini di Sumbar," sambungnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Komisaris PT Garam yang juga tokoh pertanian nasional asal Sumbar, Masrial Koto; Direktur Keuangan SDM dan Manajemen Risiko PT Garam, Ahyanizzaman; Direktur Operasi dan Pengembangan PT Garam, Syaifuddin; Kadis Perindag Sumbar, Novrial, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Editor : ranof
Tag :#garam #nasional #impor garam #Gubernur Mahyeldi #Sumbar
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
VASKO RUSEIMY: PENDEKATAN SOSIAL DAN BUDAYA JADI KUNCI PERCEPATAN TOL PADANG–PEKANBARU
-
PEMBEBASAN LAHAN FLYOVER SITINJAU LAUIK TERUS DIKEBUT, DITARGETKAN RAMPUNG DALAM DUA BULAN
-
GUBERNUR MAHYELDI AJAK KABUPATEN/KOTA MENGGAET INVESTASI ENERGI HIJAU, MEMANFAATKAN POTENSI BESAR SUMBAR
-
GUBERNUR MAHYELDI APRESIASI BNI YANG MEMBANTU PEMBIAYAAN RUMAH BAGI WARGA MBR
-
GUBERNUR MAHYELDI : MEMBERDAYAKAN DESA DAN NAGARI, SEJALAN DENGAN ASTACITA PRESIDEN
-
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA FURNITURE BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
-
DIMANA MUSEUM KOTA BUKITTINGGI?
-
"ANAK DARO" DIKLAIM KOPI KERINCI JAMBI OLEH ROEMAH KOFFIE, POTENSI PENCAPLOKAN BUDAYA MINANG PICU KONTROVERSI
-
MEMBUMIKAN KOPI MINANG: DARI SEJARAH 1840 HINGGA GERAKAN MENANAM KAUM
-
FWK MEMBISIKKAN KEBANGSAAN DARI DISKUSI-DISKUSI KECIL