- Selasa, 25 Juni 2024
Tirih Nan Datang Dari Lantai
Oleh: Rahma Wulandari
Tirih Nan datang dari lantai. Dalam budaya Minangkabau, kata "tirih" mempunyai makna yang dalam dan penuh nuansa. Tirih tidak hanya sekedar air yang mengalir, namun seringkali menjadi simbol berbagai aspek kehidupan manusia.
“Tirih nan datang dari lantai” merupakan ungkapan yang mencerminkan pengalaman hidup dan fenomena yang muncul dari sumber yang tidak terduga, misalnya air yang keluar dari lantai sebuah rumah.
Makna Filosofis Tirih Dalam filsafat Minangkabau, tirih dapat dianggap sebagai representasi dari hal-hal kecil namun penting yang terjadi dalam hidup kita. Tirih yang mengalir dari lantai dapat melambangkan suatu peristiwa atau perasaan yang tidak terduga namun tidak dapat diabaikan. Ibarat air yang terus merembes ke dalam, peristiwa kecil ini bisa mengingatkan kita untuk memperhatikan detail kehidupan sehari-hari.
Konteks budaya Ungkapan ini juga menggambarkan situasi di mana sesuatu yang tidak biasa atau tidak terduga terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, air yang mengalir dari lantai rumah bisa menjadi pertanda adanya masalah yang perlu segera ditangani, seperti kebocoran atau kerusakan. Oleh karena itu, ungkapan tersebut mengajak kita untuk selalu waspada dan siap menghadapi tantangan yang tidak terduga.
Refleksi dalam kehidupan saat iniDalam konteks kehidupan saat ini, "tirih yang datang dari lantai" dapat diartikan sebagai simbol ketidakpastian dan perubahan hidup yang tidak terduga. Di tengah kesibukan dan rutinitas, hal-hal kecil yang terkesan sepele bisa menjadi pengingat untuk tidak meremehkan detail dan selalu bersiap menghadapi perubahan yang tidak terduga.
Hikmah dari Tirih Banyak hikmah yang bisa dipetik dari konsep tirih ini. Salah satunya adalah pentingnya kesiapsiagaan dan kemampuan beradaptasi. Ibarat air yang mengalir, kehidupan mengalir dengan cara yang tidak selalu kita duga. Kebijaksanaan yang bertahan lama mengajarkan kita untuk bersikap fleksibel dan tanggap dalam situasi apa pun. Selain itu tirih mengingatkan kita betapa pentingnya memperhatikan lingkungan sekitar.
Dalam rumah tangga, ubin yang menjulang dari lantai mungkin memerlukan perbaikan pada struktur rumah, namun dalam kehidupan sosial, ubin dapat berarti hubungan kecil yang harus diselesaikan sebelum menjadi masalah besar.
Rangkuman
“Tirih nan datang dari lantai” merupakan ungkapan yang mengandung filosofi mendalam dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ini adalah pengingat bahwa dalam segala bidang kehidupan, besar atau kecil, kita harus selalu waspada, siap beradaptasi, dan memperhatikan detail kecil yang dapat membuat perbedaan besar.
Filosofi ini mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil dan selalu siap menghadapi setiap peluang dengan bijak.
(Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Padang)
Tag :#Tirih #Artikel
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT