HOME OPINI OPINI

  • Sabtu, 16 November 2024

Sumando Lapiak Buruak

Sumando Lapiak Buruak
Sumando Lapiak Buruak

Sumando Lapiak Buruak

Oleh: Andika Putra Wardana

Dalam tradisi masyarakat Minangkabau, peran seorang sumando atau menantu laki-laki tidak hanya terbatas pada hubungan pernikahan. Ia juga memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap keluarga istrinya. Namun, ada istilah yang sering menjadi sorotan dalam kehidupan adat, yaitu sumando lapiak buruak. Istilah ini merujuk pada sosok sumando yang dianggap tidak bertanggung jawab, malas, dan tidak berkontribusi pada kesejahteraan keluarga.

 

a. Makna Sumando Lapiak Buruak

Secara harfiah, lapiak berarti tikar, dan buruak berarti buruk atau tidak berguna. Istilah ini menggambarkan seorang sumando yang malas bekerja, meskipun secara fisik ia sehat dan kuat. Ia lebih memilih untuk berdiam diri di rumah tanpa usaha berarti untuk membantu ekonomi keluarga, bahkan sering kali terlihat lusuh seperti orang yang tidak terurus.

Dalam pandangan masyarakat Minangkabau, sumando lapiak buruak tidak hanya gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami, tetapi juga merusak citra ideal sumando sebagai anggota keluarga yang dihormati. Seharusnya, seorang sumando ikut membantu keluarga istrinya dengan bekerja keras, baik melalui bercocok tanam, berdagang, atau usaha lainnya yang bermanfaat. Seperti yang diungkapkan oleh seorang ahli adat, peran sumando tidak hanya hadir secara fisik, tetapi harus memberikan manfaat nyata bagi keluarga istrinya.

 

b. Dampak Negatif Sumando Lapiak Buruak

Ketika seorang sumando bersikap seperti lapiak buruak, dampaknya terasa pada berbagai aspek kehidupan keluarga, seperti:

 

1. Beban Ekonomi Keluarga

Ketidakmauan untuk bekerja membuat keluarga istrinya harus menanggung beban ekonomi sendirian. Dalam budaya Minangkabau, meskipun perempuan memiliki peran penting dalam perekonomian keluarga, keberadaan sumando tetap diharapkan membantu meringankan beban tersebut.

 

2. Gangguan Keharmonisan Rumah Tangga

Ketidakaktifan seorang sumando dalam mendukung keluarga sering kali memicu konflik. Istri dan anggota keluarga lainnya mungkin merasa kecewa atau malu karena perilaku yang tidak mencerminkan tanggung jawab.

 

3. Citra Buruk di Mata Masyarakat

Di Minangkabau, keluarga besar dan masyarakat sekitar memiliki peran penting dalam menilai seseorang. Seorang sumando lapiak buruak akan kehilangan rasa hormat dari komunitas, karena dianggap tidak memberikan manfaat bagi keluarga istrinya.

 

c. Membangun Kesadaran Tanggung Jawab

Untuk menghindari stigma sebagai sumando lapiak buruak, seorang laki-laki Minangkabau perlu memahami dan menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

 

1. Bekerja Keras

Seorang sumando harus memiliki inisiatif untuk bekerja, baik di sektor formal maupun informal, demi membantu keluarga istri dalam memenuhi kebutuhan hidup.

 

2. Menjaga Penampilan dan Kehormatan

Penampilan yang rapi dan sikap yang baik mencerminkan tanggung jawab dan rasa hormat terhadap keluarga serta masyarakat sekitar.

 

3. Menghormati Tradisi dan Adat

Sebagai bagian dari keluarga besar istrinya, seorang sumando harus menjunjung tinggi nilai-nilai adat Minangkabau yang mengutamakan kerja keras, kemandirian, dan keharmonisan keluarga.


Tag :#Sumando Lapiak Buruak #Opini

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com