HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Senin, 9 Oktober 2023

Sistem Komunikasi Visual-Gestural

Rona
Rona

Sistem Komunikasi Visual-Gestural

*Rona Almos

 

Sistem komunikasi visual-gestural adalah bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah sebagai sarana utama untuk menyampaikan pesan dan berkomunikasi. Bahasa isyarat adalah elemen sentral dalam sistem ini, dan sering kali digunakan oleh komunitas penyandang cacat pendengaran atau tuli sebagai alat utama dalam berkomunikasi. Bahasa isyarat memanfaatkan gerakan tangan, posisi tubuh, dan ekspresi wajah untuk mengkomunikasikan kata, frasa, atau gagasan. Gerakan tangan adalah elemen sentral dalam sistem komunikasi visual-gestural. Setiap gerakan memiliki makna spesifik, dan kombinasi gerakan dapat membentuk kata atau frasa. Bahasa isyarat sering kali memiliki kosakata yang kaya dan nuansa makna yang mendalam.

Posisi tubuh memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi. Perubahan posisi tubuh, seperti orientasi dan gerakan badan, dapat menambahkan nuansa dan konteks terhadap apa yang diungkapkan dalam bahasa isyarat. Mimik wajah dan ekspresi wajah menambah dimensi emosional pada komunikasi visual-gestural. Mereka membantu menyampaikan perasaan, intensitas, atau nada dari pesan yang disampaikan. Sistem ini sangat bergantung pada konteks visual. Ruang sekitar, gerakan di lingkungan, dan objek-objek fisik dapat menjadi bagian penting dari pesan yang disampaikan. Ketepatan dan kejelasan gerakan sangat penting. Kecermatan dalam menghasilkan gerakan yang jelas dan mudah dipahami adalah keterampilan kunci dalam menggunakan sistem komunikasi visual-gestural.

Sistem komunikasi visual-gestural tidak hanya mencakup satu arah, tetapi juga bisa melibatkan interaksi dua arah antara penutur dan penerima pesan. Ini memungkinkan pertukaran ide dan komunikasi yang efektif meskipun tanpa menggunakan kata-kata lisan. Setiap gerakan atau kombinasi gerakan memiliki makna khusus, dan pengguna bahasa isyarat dapat mentransfer informasi dengan memadukan elemen-elemen ini. Bahasa isyarat dapat berkembang secara organik dalam komunitas, menciptakan kosakata dan tata bahasa yang unik.

Posisi tubuh juga menjadi bagian integral dalam sistem ini. Perubahan orientasi tubuh atau gerakan badan dapat menambah nuansa makna dan membantu memahami konteks pesan yang disampaikan. Ekspresi wajah dan mimik juga mendukung komunikasi dengan menyampaikan emosi atau nada yang melengkapi makna kata atau frasa. Sistem komunikasi visual-gestural sangat bergantung pada konteks visual. Lingkungan sekitar, objek-objek fisik, dan gerakan di sekitar dapat menjadi elemen penting dalam menyampaikan pesan. Pengguna bahasa isyarat sering kali beradaptasi dengan situasi dan menggunakan elemen-elemen visual untuk mendukung pemahaman pesan. Ketepatan dan kejelasan gerakan adalah keterampilan kunci dalam sistem ini. Pengguna bahasa isyarat harus dapat menghasilkan gerakan yang mudah dipahami dan sesuai dengan aturan tata bahasa bahasa isyarat yang digunakan. Kejelasan komunikasi juga mencakup pemahaman antara pihak yang berkomunikasi dan penerima pesan.

Penting untuk diakui bahwa sistem komunikasi visual-gestural bukanlah metode yang homogen di seluruh dunia. Setiap komunitas yang menggunakan bahasa isyarat memiliki karakteristik unik, tata bahasa, dan kosakata yang berkembang sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman mereka. Oleh karena itu, dalam mendukung inklusi, penting untuk memahami keragaman dan konteks budaya setiap sistem bahasa isyarat. Dalam beberapa konteks, bahasa isyarat dapat menjadi elemen identitas budaya yang kuat. Pengguna bahasa isyarat merasakannya sebagai bagian integral dari siapa mereka, bukan sekadar alat komunikasi. Dalam komunitas ini, bahasa isyarat sering kali tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menyatu dengan cara hidup, seni, dan tradisi lokal. Sistem komunikasi visual-gestural juga mencerminkan prinsip inklusi dan keberagaman dalam mendekati komunikasi. Dalam beberapa situasi, bahasa isyarat dapat menjadi jembatan yang menghubungkan orang dengan berbagai latar belakang budaya dan linguistik. Hal ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman lintas budaya dan mempromosikan inklusi global.

Sistem komunikasi visual-gestural bukan hanya satu arah, tetapi juga dapat melibatkan interaksi dua arah. Ini memungkinkan komunikasi yang efektif antara penutur dan penerima pesan, menciptakan pertukaran ide dan informasi tanpa menggunakan kata-kata lisan. Dengan memahami dan mendukung sistem komunikasi visual-gestural, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan memastikan aksesibilitas komunikatif bagi semua individu, terutama mereka yang mengandalkan bahasa isyarat dalam berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.

(*Dosen Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Unand)

 

 

 

 

 

 


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com