- Jumat, 11 Januari 2019
Sakitnya Ustadz Arifin Ilham Dan Capres-Cawapres
Pertama sekali marilah kita sama-sama mengirimkan do'a kesembuhan untuk Ustadz Arifin Ilham yang dikabarkan menderita kanker nasofaring yang termasuk 5 kanker terganas dalam dunia kedokteran dan kemarin beliau diterbangkan ke Penang Malaysia untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
Sakitnya ulama memang meninggalkan empati dan simpati yang mendalam bagi umat. Karena umat ini sangat butuh kepada ulama untuk membimbing mereka ke jalan kebaikan dan menjadi panutan bagi umat untuk berproses menuju pertaubatan kepada Allah.
Terkenal dengan Majelis Zikir Al Zikra, Ustadz Arifin Ilham membawa sebuah metode dakwah yang baru ke tengah-tengah masyarakat Indonesia lewat Indonesia Berzikir. Setiap kaum muslimin berkumpul di Masjid dan Ustadz Arifin Ilham tampil untuk memimpin zikir dan tausiyah, maka tangisan pecah. Begitulah kelebihan yang diberikan Allah kepada beliau. Alunan zikirnya bisa membuat orang mengingat dosa, takut dan harap kepada Allah hingga kemudian meneteskan air mata.
Kontroversi tentu tak lepas dari ustadz kelahiran Banjarmasin dan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama besar Kalimantan ini. Metode zikir yang dipopulerkan oleh Ustadz Arifin Ilham mendapat tentangan yang keras dari kelompok Islam Salafi karena praktek ibadah itu dikategorikan sebagai bi'dah.
Hal kedua yang mendapatkan perhatian besar dari masyarakat adalah soal pilihan untuk berpoligami. Ustadz Arifin Ilham termasuk ustadz yang tak merasa risih untuk mempublikasi foto-foto bersama istrinya kepada publik. Mungkin harapan adalah untuk menepis tuduhan aktifis feminis bahwa poligami merugikan perempuan sekaligus untuk mengubah pola pikir kaum muslimin tentang penghormatan kepada hukum Allah yang salah satunya adalah poligami.
Ustadz Arifin Ilham disebut-sebut menderita kanker nasofaring yang menyerang tenggorokan dan hidung. Kanker ini disebut sebagai salah satu kanker yang mematikan dalam dunia kedokteran. Setelah agak berangsung pulih, beliau kemudian diterbangkan ke Penang Malaysia yang dikenal memiliki rumah sakit kanker terbaik di Malaysia, yakni Mount Miriam Cancer Hospital.
Sebelum diterbangkan ke Malaysia, 2 capres dan 2 cawapres yang akan berkontestasi pada Pilpres April 2019 menyempatkan diri ke RSCM untuk menjenguk Ustadz Arifin Islam. Satu per satu dari mereka kemudian mendapatkan foto eksklusif yang kemudian diupload di akun sosial medianya.
Ustadz Yusuf Mansur termasuk orang yang sangat bergembira ketika mengupload ulang foto-foto para pemimpin bangsa itu di akun Instagramnya dengan memberikan caption "Adem Lihatnya..." Tentu saja ekspresi Ustadz Yusuf Mansur ini cukup bisa diterima karena semakin mendekati hari H Pilpres, kontestasi dan persaingan akan semakin keras. Harapan pimpinan pesantren Darul Qur'an ini adalah semoga sakitnya ulama bisa memberikan nuansa adem dan tersadarnya para calon presiden dan wakil presiden itu akan sakit yang akan membuat siapapun akan terbaring lemah tak berdaya.
Namun, ada 2 sisi yang gagal ditampilkan oleh Capres dan Cawapres ketika menjenguk Ustadz Arifin Ilham.
Pertama, tidak ada satupun di antara mereka yang pergi bareng-bareng atau paling tidak berdiri atau duduk berbarengan di hadapan Ustadz Arifin Ilham. Artinya, timses masing-masing sudah mengatur jadwal agar kedatangan jagoan mereka tidak saling bertabrakan dengan waktu kedatangan kandidat yang lain. Sehingga yang tampil ke publik adalah masing-masing dari mereka mendapatkan foto esklusif berdua saja dengan Ustadz Arifin Ilham.
Ada kesan bahwa masing-masing calon tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan simpati dan atensi publik bahwa mereka adalah calon pemimpin yang sangat peduli dengan ulama. Tetapi nihilnya jadwal bezuk yang bareng mengindikasikan belum terjadi kesatuan hati pemimpin di depan Ulama dan kontestasi politik belum bisa cair sepenuhnya.
Kedua, tidak ada satupun di antara Capres dan Cawapres itu yang mampu menahan Ustadz Arifin Ilham untuk tetap dirawat di RSCM. Tidak ada yang berinisiatif untuk berdiskusi lebih serius dengan dokter yang menangani Ustadz Arifin Ilham untuk mencari kemungkinan beliau bisa dirawat di Indonesia dengan penanganan dokter-dokter kanker terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Kepergian Ustadz Arifin Ilham ke Penang sebenarnya menunjukkan ketidak-berdayaan para calon pemimpin bangsa itu akan kekurangan fasilitas rumah sakit yang dimiliki oleh Indonesia dan sekaligus ada semacam "ketidakpercayaan" dengan kemampuan dokter-dokter yang dimiliki oleh Indonesia untuk menangani penyakit-penyakit serius seperti yang dialami oleh Ustadz Arifin Ilham.
Seharusnya hal ini menjadi tamparan keras kepada 4 sosok yang sangat berniat memimpin Indonesia itu untuk berpikir keras dan mendaya-gunakan kemampuan dan kekuasaan yang dimilikinya untuk mendirikan fasilitas-fasilitas kesehatan terkemuka kalau perlu bisa menghadirkan rumah sakit yang terbaik di berbagai konsentrasi penyakit minimal untuk skala Asia Tenggara.
Mudah-mudahan kedatangan para capres dan cawapres ke RSCM untuk menjenguk Ustadz Arifin Ilham tidak sekedar sebagai panggung politik mereka dalam meraih simpati rakyat Indonesia, tetapi menjadi pengingat bagi mereka untuk mendirikan fasilitas-fasilitas layanan kesehatan terbaik di seluruh Indonesia agar orang-orang yang sakit di negeri ini bisa ditangani dengan baik dan kalau perlu mereka tak perlu pergi ke luar negeri.
Semoga....
Tag :Ustadz Arifin Ilham
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
PERKEMBANGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK