HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Sabtu, 7 September 2024

Julukan

Opini Bahren
Opini Bahren

Julukan

Oleh: Bahren*

            Jika ditelusuri pada KBBI julukan memiliki makna Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata julukan adalah nama yang diberikan sehubungan dengan keistimewaannya dan sebagainya. Arti lainnya dari julukan adalah gelar kehormatan. Namun, jika ditelisik lebih lanjut, julukan juga diberikan sebagai sindiran, ejekan untuk seseorang. Adakalanya juga julukan merupakan bentuk atau cara seseorang menjaga keakraban di antara mereka dengan memanggil temannya dengan julukannya.

            Seseorang bisa saja memiliki beberapa julukan sesuai dengan tempat serta waktu ia berada dan dengan siapa ia ketika itu. MIsalnya si Fulan, di kampusnya diberikan julukan sebagai dosen “killer” karena ketegasan dan kebiasaannya yang sangat ketat dalam perkuliahan dan dianggap bisa membunuh atau mematikan kreatifitas mahasiswanya. Dosen dengan ikap yang demikian dijuluki oleh mahasiswanya sebagai “killer”. Namun, di lain waktu dan kesempatan, Si Fulan dalam masyarakatnya juga dikenal sebagai seorang mubalig dan juga pendakwah. Para Jemaah dimana Ia berdakwak SI Fulan dijuluki sebagai “Buya” dengan segala kepiawaian dan kepandaiannya dalam berdakwah tersebut.

            Pada kesempatan lain Si Fulan yang merupakan anak kesayangan dan satu-satunya laki-laki di rumahnya. Kondisi demikian menjadikan Si Fulan menjadi tumpuan kasih saying orang tua dan saudaranya yang lain. Pada Masyarakat Minangkabau, julukan kesayangan yang diberikan untuk anak laki-laki biasanya adalah ‘buyung”.  Untuk kasus Si Fulan saja ada tiga julukan yang diberikan dalam tiga situasi yang berbeda, semua julukan itu adalah julkan dengan kesan positif.

            Adakalanya julukan memiliki kesan negative bagi pendengarnya, namun bagi penutur dan mitranya dalam bertutur barangkali julukan itu adalah bentuk mereka dalam menjaga keakraban di antar mereka. Tidak jarang julukan seperti ini diberikan oleh penutur dengan beberapa alasan dan situasi. Misalnya julukan “gapuak, karempeang, dan tunjang”. Julukan tersebut bisa saja diberikan kepada seseorang dengan menggambarkan ciri fisik yang dimilikinya. Julukan gapuak untuk mitra bicara yang memiliki ciri fisik bertubuh gempal dan besar. Julukan karempeang untuk menyapa dan memanggil mitra bicara dengan ciri fisik yang kurus lagi dekil. Tunjang adalah contoh julukan yang diberikan untuk orang yang memiliki tubuh tinggi dan tidak seperti orang kebanyakan tingginya.

            Julukan juga bisa diberikan kepada orang dengan ppekerjaan yang ia geluti, Biasanya julukan ini di awali dengan menyebutkan namanya terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pekerjaannya. Contohnya ada seseorang yang bernama Anto yang bekerja sebagai tukang ojek, maka Anto bisa disapa dengan julukannya itu, yaitu Anto Ojek. Bisa saja Anto ini disapa dengan julukan Anto supir ketika ia bekerja sebagai supir. Kasus untuk Bahasa Minangkabau, adakalanya  julukan sesuai pekerjaan nya ini yang terdengar agak sarkas. Misalnya julukan “baruak” (beruk). Julukan ini diberikan kepada orang yang pekerjaannya sebagai pemetik buah kelapa yang biasanya menggunakan jasa beruk untuk memetiknya. Ia lebih sering disapa dengan julukan baruak atau tukang baruak. Bagi Sebagian orang barangkalai menganggap sebagai sebuah sapaan yang sangat tidak sopan, tapi bagi mereka yang pekerjaannya memang demikian (sebagai pemetik buah kelapa) biasanya mereka sudah mahfum saja disapa dengan julukan itu.

            Apa pun itu, julukan yang digunakan untuk menyapa seseorang, pada dasarnya sapaan itu adalah bagian dari basa-basi atau dalam kajian Bahasa disebut sebagai kategori fatis yang bertujuan dalam rangka menjaga hubungann baik dan menghangatkan suasana dalam bertutur sapa. Adakalanya mereka akan merasa lebih akrab dan bersahaja ketika menggunakan julukan itu, dan justru merasa tersindir ketika teman-temannya  justru menggunakan sapaan lain selain julukannya. Ini semua tergantung kita, akan menggunakan julukan atau justru sapaan nama, semuanya terserah kepada pribadi masing-masing.

 

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand

 


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com