- Sabtu, 2 Mei 2020
Hardiknas 2020, Belajar Dari Covid-19
Hardiknas 2020, Belajar dari Covid-19
Oleh Taufik Effendi
Setiap tanggal 2 Mei selalu kita peringati sebagai Hardiknas, Hari Pendidikan Nasional.
Peringatan yang bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara itu, sebenarnya memang dimaksudkan untuk menghormati dedikasi pendiri Perguruan Taman Siswa yang juga dikenal bernama RM Soewardi Soerjaningrat ini.
Priayi Jawa bergelar Raden Mas (RM) ini lahir pada 2 Mei 1889 di Paku Alaman, dan sejak mudanya selalu aktif mengupayakan pendidikan buat pribumi.
Terkenal dengan filosofi pendidikan Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara memang menjadi pondasi buat dunia pendidikan di tanah air.
Maka, tak heran, filosofi Tut Wuri Handayani itu, kemudian menjadi "kata keramat" pada lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai Menteri Pengajaran, Ki Hajar Dewantara agaknya sengaja mengusung konsep "mendorong dari belakang" di dalam praktik-praktik pendidikan, apalagi persekolahan.
Tut wuri handayani mempunyai makna bahwa keberadaan pendidik mestilah di belakang, dan murid yang di dorong berada di depan. Subhanallah, virus corona pun seperti memperkuat dogma ini; belajar dari rumah, belajar secara online atau daring, bukankah itu cerminan pula dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara?
Maka, jika hari ini diperingati Hardiknas dengan upacara yang digelar secara virtual, dimana Mendikbud Nadiem Makarim selaku inspektur upacara menyebutkan bahwa tema Hari Pendidikan Nasional adalah "Belajar dari Covid-19", tentu semakin menguatkan filosofi "mendorong dari belakang" ini.
Betapa tidak, sejak pandemi Covid-19 ini melanda, para siswa belajar dari rumah saja. Guru, mendorong dari belakang, secara daring membimbing murid-muridnya.
Alhamdulillah, kita peringati Hardiknas 2020 ini, bertepatan dengan pandemi Covid-19. Supaya kita belajar darinya. Minimal, secara afektif, Covid-19 menyuruh kita melatih kesabaran melalui musibah, disiplin melakukan social distancing, dan banyak hikmah yang bisa diambil untuk membangun kepribadian.
Covid-19 juga mengajarkan, betapa negara-negara yang selama ini dianggap sebagai negara maju, justru hari ini bertekuk lutut di kaki virus corona.
Anehnya, ada negara yang tidak maju, tetapi terkenal ulet dan disiplin, berhasil membentengi tanah air mereka dari wabah yang meluas.
Kita, dengan data-data statistik yang ada, masih fluktuasi pergerakan kasus positif Covid-19 ini.
Tetapi, pelajarannya adalah hanya dengan disiplin, kesabaran, kebersamaan, dan kepribadian-kepribadian luhur saja, Covid-19 ini akan pergi. Bukan oleh vaksin yang entah kapan ada.
Maka, cobalah "Belajar pada Covid-19" itu. Selamat Hari Pendidikan Nasional
Tag :#hardiknas #covid19 #tajuk
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
PERKEMBANGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK