HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Selasa, 28 November 2023

Flashcard Untuk Media Belajar Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus

Opini Mezia
Opini Mezia

Flashcard Untuk Media Belajar Bahasa Inggris Anak Berkebutuhan Khusus

Oleh: Mezia Kemala Sari*

Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang istimewa. Terlahir dengan kondisi yang sering disebut ‘tidak baik-baik saja’ ini menjadi sebuah permasalahan khusus yang patut untuk dibahas dan mendapat perhatian lebih. Kehadiran Sekolah Luar Biasa (SLB) dan inklusi untuk berbagai jenjang pendidikan seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas memang sepertinya menjadi solusi terbaik agar mereka bisa mengenyam pendidikan walau dengan keterbatasan.

Sekolah inklusi merupakan salah satu alternatif yang baik dalam mengizinkan siswa berkebutuhan khusus dapat  bergabung dan belajar bersama dengan anak-anak normal. Tentu saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi jika anak berkebutuhan khusus dapat disekolahkan di sekolah normal, bernama inklusi yakni SDIT Al-azhar Darul Jannah Bukittinggi mulai mengadakan program inklusi secara resmi pula.

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib di SDIT Al-azhar Darul Jannah Bukittinggi. Hal ini agaknya menjadi tantangan bagi pengajar Bahasa Inggris untuk mengajarkan siswa berkebutuhan khusus di dalam kelas yang jumlahnya sekitar 5 % dari jumlah siswa dalam kelas. Tentunya kemampuan mereka berbeda dari anak normal, sehingga tentu diperlukan strategi yang jitu yang bisa menjadi solusi efektif dalam rangka mengajarkan Bahasa asing kepada anak berkebutuhan khusus tersebut.

Untuk, itu eksplorasi media perlu dilakukan dalam mengajarkan Bahasa Inggris terutama dalam hal dasar, yakni kosa kata (vocabulary). Untuk mengamati bagaimana peran penggunaan media flashcard dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dalam mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak berkebutuhan khusus.

Diawali dengan adanya pengamatan ketika berkunjung ke sekolah sasaran yang sudah menggabungkan siswa normal dengan siswa berkebutuhan khusus level ringan. Dari hasil pengamatan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, siswa berkebutuhan khusus (umumnya lambat belajar dan Tunagrahita) mengalami beberapa kendala yang membuat mereka agak tertinggal dalam memahami pembelajaran bahasa asing terutama dalam penambahan kosa kata berbahasa Inggris. Hal ini dikarenakan karena memang adanya keterbatasan mereka dalam kemampuan lingual atau berbahasa.

Mengacu dari beberapa literatur yang telah terlebih dahulu melakukan penelitian terkait siswa berkebutuhan khusus ini, rata-rata hasil penelitian menunjukkan adanya saran tentang pentingnya penggunaan  media belajar untuk membantu mereka agar dapat menikmati proses belajar yang lebih lebih maksimal. Ternyata, ada beberapa syarat media yang boleh digunakan dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Diantara media yang paling memenuhi syarat adalah Flashcard. Dalam hal ini, kami berencana memodifikasi dan menciptakan sendiri media flashcard yang kreatif, menarik dan tentunya aman. Dikarenakan sekolah inklusi ini rata-rata terdapat anak berkebutuhan khusus di dalam tiap lokal, maka penerapan penggunaan kartu ini akan dilakukan ke seluruh siswa. Namun, yang dijadikan objek penelitian hanya perkembangan dari sebanyak 22 siswa dari kelas 1 sampai kelas 5 saja. yang dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2023.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan anak-anak dengan kondisi khusus yakni 17 anak dengan kondisi Lamban Belajar dan 5 anak dengan kondisi Tuna Grahita dapat dijelaskan bahwa: Kondisi awal anak memang berada di tahap ‘kurang’. Dengan menggunakan media kartu yakni Flashcard yang telah di desain sedemikian rupa dan sesuai dengan tema belajar seperti kata kerja, kata benda, angka, kata sifat, warna, dan buah-buahan, dapat dilihat bahwa terdapat kemajuan pada 22 partisipan berdasarkan aspek penilaian yang di dapat melalui pengamatan berkala.

           1.  Aspek Pengucapan Kata (Pronunciation)

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, terdapat 6 anak yang mengalami kemajuan pesat dalam melafalkan kata. Kondisi awal memang lamban belajar, namun setelah dicobakan menggunakan kartu, mereka menunjukkan kemajuan pengucapan Bahasa Inggris yang baik dan mulai benar.Namun, 3 orang anakdengan kondisi tuna grahita belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Masih diam saat proses belajar dan saat dilakukan pembelajaran dengan kartu pun mereka masih tidak mau mengucapkan dan bahkan menggeleng saat diminta sehingga pengucapan kata nya tidak terlalu dapat dipantau dan masih butuh waktu untuk memotivasi mereka dengan kondisi tuna grahita ini. Selebihnya, anak-anak menunjukkan kondidi ‘cukup’ atau sedang-sedang saja.

  1. Aspek Artikulasi (Articulation)

Berdasarkan artikulasi sebagaimana pada table juga Nampak adanya perkembangan yang cukup baik beberapa diantara partisipan. Sebanyak enam anak menunjukkan peningkatan artikulasi yang ditunjukkan dengan pelafalan bunyi yang tepat dan jelas dan sesuai artikulasinya. Hal ini setelah dicobakan dengan memperlihatkan kartu flashcard yang berisi kosakata-kosakata yang bergambar dan menarik perhatian mereka dan mau mengucapkan dengan tepat.

  1. Aspek Kelancaran Bicara (Fluency)

Dari segi kelancaran bicara, memang tidak semua anak menunjukkan perkembangan yang baik dan masih ada beberapa yang terbata-bata bahkan sulit untuk berbicara dengan lancer yang rata-rata dialami oleh anak-anak yang lamban belajar. Namun, dibandingkan dengan kondisi awal yang rata-rata kurang, sekarang kondisi dengan menggunakan kartu ini mulai menunjukkan adanya perkembangan yang ke arah baik. Walaupun masih ada anak-anak yang lambat perkembangannya dalam lancer berbicara sekitar 4 orang.

  1. Aspek Pilihan Kata

Berdasarkan penilaian aspek pilihan kata, hanya 4 orang siswa yang memiliki kreatifitas dan inisiatif dalam menggunakan kata-kata secara tepat sehingga dapat dikategorikan ‘baik’. Namun, rata-rata mereka masih menggunakan kata-kata sesuai perintah dan belum ada inisiatif.

Obervasi ini menunjukkan bahwa kondisi belajar anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi ini memang membutuhkan perhatian lebih dan menggunakan media dalam belajar agar lebih menarik. Penggunaan media kartu flashcard yang di desain dengan menarik terlihat dapat meningkatkan kemauan dan kemampuan berbahasa Inggris mereka walaupun masih dalam tahap dasar.

(*Dosen Pendidikan Bahasa Inggris, UM Sumbar)

 


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com