HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 12 Oktober 2023

Bencana Dalam Lirik-Lirik Lagu Indonesia

Opini Bahren
Opini Bahren

Bencana dalam Lirik-Lirik Lagu Indonesia

Oleh: Bahren*

 

Rentetan bencana yang terjadi di negeri ini dan belahan dunia lain seakan-akan menjadi santapan rutin kita setiap hari. Belum selesai pemberitaan tentang bencana kebakaran hutan, muncul lagi berita tentang bencana kebakaran beberapa gunung di pulau Jawa. Ketika fokus mendengar dan menyaksikan berita bencana kebakaran hutan dan gunung kita dikagetkan lagi dengan berita banjir di beberepa daerah Aceh. Padahal dampak dari fenomena elnino belum sempurna berakir di negeri kita.

Berita yang cukup heboh berikutnya yang juga dapat dikatakan sebagai bencana adalah serangan Hamas terhadap Israel yang dibalas oleh Israel dengan membombardir beberapa titik-titik pusat keramaian di Palestina, termasuk membom pusat-pusat kesehatan. Pengeboman ini dapat kita kategorikan sebagai bencana sosial yang diakibatkan oleh perang yang tidak berkesudahan.

Bencana demi bencana tersebut rupanya juga dapat menginspirasi para seniman dalam berkarya. Karya-karyanya pun bahkan menjadi karya yang poluler dan melegenda hingga saat ini. Salah satu karya yang terinspirasi dari beberapa bencana itu adalah karya cipta berupa lirik lagu. Beberapa penyanyi agaknya mendapatkan ispirasi ciptaan lirik lagunya dari bencana yang terjadi. Inspirasi tersebut bisa jadi berupa ungkapan rasa hati merepa yang turut berduka atas kejadian tersebut, namun juga bisa berupa kritikan atas penyebab terjadinya bencana.

Berikut beberapa lirik lagu yang berkaitan dengan bencana yang pernah terjadi di negeri ini dan belahan dunia lain yang menginspirasi terciptanya sebuah lagu yang melegenda hingga saat ini. Pertama lagu berjudul “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” yang dinyanyikan secara apik oleh Iwan Fals dalam Album Sumbang. Melihat lirik-lirik yang digoreskan Iwan Fals dalam lagunya itu jelas sekali bahwa lagu tersebut berkisah tentang terbakarnya Kapal Penumpang Tampomas II terbakar. Iwan Fals dengan segala kecerdasan penulisannya dapat menggambarkan bagaimana saat-saat terjadinya kebakaran di kapal Tampomas  II tersebut, mulai dari terbakar hingga tenggelam. Seperti dapat kita lihat dari petikan dua bait lirik lagu tersebut di bawah ini:

 

"Celoteh Camar Tolol Dan Cemar"
 

Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam

 

Kejadian terbakarnya kapal Tamposa II ternyata juga menginspirasi Ebiet G Ade, Seorang pencipta lagu yang lagu-lagu nya juga melegenda hingga saat ini. Ebiet menciptakan lagu dengan judul “Sebuah Tragedi 1981”. Dari laman wikipedia Indonesia didapatkan informasi bahwa adalah lagu ciptaaEbiet G Ade diciptakan pada tahun 1982 untuk mengenang kisah heroik kapten kapal Tampomas II, Abdul Rivai yang memilih tetap tinggal di kapal yang terbakar dan akhirnya tenggelam untuk mendahulukan penyelamatan penumpang. Ia kemudian tewas bersama ratusan penumpang lain. Menarinya, masih dalam laman yang sama diinformasikan juga bahwa lagu tersebut diminta langusng oleh anak sang Kapten kepada Ebiet G Ade untuk dibuatkan liriknya. Berikut kutipan dua bait lagu ciptaan Ebiet G Ade tersebut.

 

Sebuah Tragedi 1981

 

Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa
Berteriak tegas dan lantang, ia nahkoda
Sebentar gelap hendak turun
Asap tebal rapat mengurung
Jeritan yang panjang, rintihan yang dalam
Derak yang terbakar, dia tak diam


Du du du du du du du du du du du du
 

Dia nampak sigap bergerak di balik api
Seperti ada yang berbisik, ia tersenyum
Bila bersandar kepada-Nya
Terasa ada tangan yang terulur
Bibirnya yang kering serentak membasah
Tangannya yang jantan tak kenal diam

 

Jika di atas, adalah respon Iwan Fals dan Ebiet G Ade terhadap bencana terbakarnya Tampomas II. Iwan Fals juga pernah menciptakan lirik lagu lain yang isinya juga sebagai repon terhadap bencana. Misalnya pada lagu Ethiopia dan lagu Colombia. Dua lagu tersebut adalah kisah dua bencana kemanusiaan yang terjadi di dua negara di belahan bumi yang berbeda. Satu di Benua Africa, tepanya di negara Ethiopia yang hingga saat ini masih dilanda kemiskainan dan kekurangan sandang, pangan dan papan. Lirik yang ditulis Iwan fals menjadi gambaran betapa tragedi kemanusiaan berupa kemiskinan bisa menjadi bencana yang teramat sangat dahsyat efeknya bagi sebuah negara. Berikut bberapa bait lagu Ethiopia.

 

Ethiopia

Cipt. Iwan Fals

 

Dengar rintihan berjuta kepala
Waktu lapar menggila
Hamparan manusia tunggu mati
Nyawa tak ada arti

Kering kerontang meradang entah sampai kapan
Datang tikam nurani

Selaksa doa penjuru dunia
Mengapa tak rubah bencana
Menjerit Afrika, mengerang Ethiopia

Ethiopia, Ethiopia ethiopia, Ethiopia
Ethiopia, Ethiopia ethiopia, Ethiopia

 

Lagu lain yang juga diciptakan oleh Iwan Fals sebagai respon terhadap bencana adalah lagu Colombia, dengan bencana lahar yang menerjang rumah-rumah warga di Colombia. Gambaran yang begitu seakan-akan nyata ditunjukkan pada baris demi baris lagu ciptaannya. Berikut beberapa baris lagu Colombia ciptaan Iwan Fals

 

Colombia

Cipt. Iwan Fals.

 

Langit nampak murung seperti gelisah
Angin bawa kabar tentang duka di sana

Lolong anjing malam bawa pertanda
Alam bawa kisah unggas resah
Be-ri-ta-kan tangis

Saat gelombang lahar hanyutkan ribuan manusia
Tanpa mau mengerti datang tepati janji

Waktu seorang ibu belai mesra anaknya
Gemuruhnya petaka singkirkan jeritan yang ada

Batu-batu telanjang menari di nurani
Hancurkan rumah-rumah, hancurkan kedamaian

Co-lom-bi-a
Co-lom-bi-a
Co-lom-bi-a
Co-lom-bi-a

 

     Bait-bait lagu di atas, mengisyaratkan kepada kita bahwa bencana dapat terjadi kapan dan dimana saja. Sebagai penyair dan pencipta lagu, Iwan Fals dan Ebiet mewujudkan bentuk duka tersebut dalam torehan bai-bait lagu yang diciptakannya

 

*Dosen Sastra Minangkabau


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com