- Jumat, 8 Oktober 2021
Bandua Dan Labuah Dalam Museum Istano Basa Pagaruyung Mempunyai Makna
Penulis : Chandra Antoni
Sumatera Barat khususnya Tanah Datar, jangan lupa berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung. Disana banyak meninggalkan benda pusaka atau non benda serta sejarah budaya Minangkabau, yang mengandung nilai filosofi yang tinggi.
Pada artikel ini penulis akan membahas tentang Bandua dan Labuah. Bandua terbagi dua yaitu Bandua Tapi dan Bandua Tangah, sedangkan Labuah juga terbagi dua yakni Labuah Tangah dan Labuah Gajah, pada Museum Istano Basa Pagaruyung yang mempunyai nilai filosofi.
Bandua Tapi adalah ruangan yang mula-mula ditemui pengunjung setelah memasuki bangunan utama dari arah Surambi Papek, ia meliputi ruangan antara tiang panagua alek dan tiang temban sepanjang bangunan, ruangan ini adalah tempat duduk penghulu kaum sewaktu datang mengunjungi anggota kaumnya, dengan posisi duduk membelakangi jendela.
Jadi posisi duduk seperti inilah yang melambangkan perhatian, pengawasan, kepedulian dan tanggung jawab yang bersungguh-sungguh dari penghulu kaum kepada kaumnya.
Selanjutnya Bandua Tangah adalah ruangan bagian belakang yang ditinggikan untuk tempat bagi para sumando bersama keluarga. Ia melambangkan bahwa masyarakat Minangkabau memberikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap sumando.
Keberadaan Bandua Tangah seiring kata-kata mutiara adat yang berbunyi, 'Anak dipangku kamanakan dibimbiang', kata-kata mutiara ini menunjukkan bahwa seorang bapak dalam masyarakat Minangkabau, adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan dan keselamatan anak dan keluarganya.
Sekarang Labuah Tangah adalah sebuah ruangan lepas persegi empat yang dibentuk oleh empat buah tiang, dua tiang pada deretan tiang temban dan dua tiang pada deretan tiang panjang, ruang ini langsung terletak di depan Singgasana, dan juga membagi ruangan Istano menjadi dua bagian. Kedua ruangan tersebut adalah di sebelah kanan dan kiri. Ruangan yang disebut Labuah Tangah ini mewakili Lareh Nan Panjang adalah tempat menyampaikan sesuatu atas permasalahan kepada penguasa atau Rajo Alam.
Selanjutnya Labuah Gajah adalah ruangan yang terletak antara Bandua Tapi dan Bandua Tangah, ruangan Labuah Gajah terpisah jadi dua bagian, yang terletak di sebelah kanan dari pintu masuk dinamakan 'Pangka', dan yang sebelah kiri dinamakan 'Ujung'.
Pangka adalah tempat untuk tuan rumah, sedangkan ujung adalah tempat untuk tamu. Dalam pemerintahan Lareh Koto Piliang duduk disebelah pangka, sedangkan Lareh Bodi Chaniago duduk di sebelah ujung, Rajo Alam duduk diantara kedua Lareh dan di depan duduk Lareh Nan Panjang.
Melalui posisi duduk dapat dilihat dengan jelas bahwa Rajo Alam yang memimpin kerajaan juga bertindak sebagai pemimpin kerajaan berdasarkan demokrasi. Ruangan Labuah Gajah juga digunakan sebagai tempat segala kegiatan atau dinamakan ruangan serba guna.
Demikianlah artikel yang penulis buat ini, tentang Bandua dan Labuah yang mempunyai fungsi dan makna, yang terdapat dalam Museum Istano Basa Pagaruyung dan tertata rapi dan indah.*
Tag :#pagaruyung
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT