HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Rabu, 11 September 2024

Ajaran Dan Karakter Dalam Permainan Anak

Opini Bahren
Opini Bahren

Ajaran dan Karakter dalam Permainan Anak

 

Oleh: Bahren*

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand, Anggota Pengabdian  PKM_MNB 2024

Jika kita sepakat bahwa permianan merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, maka permainan seharusnya permaian memberikan efek kepada yang memainkannya. Efeknya tentu saja ada yang bersifat positif juga bersifat negar=tif. Permainan bisa saja memiliki efek negative jika yang memaninkanny tidak dapat mengendalikan dirinya dalam dan untuk bermain. Permainan berbasis online misalnya, dapat mengakibatkan efek negative berupa kecanduan bahkan seringkali juga mengandung unsur-unsur kekerasan dan cenderung membuat pemainnya egois dan individualis. Hal ini tentunya tidak diharapkan bagi banyak pihak jika ada anak atau anggota keluarganya yang telah kecanduan permainan online ini.

Selain, memiliki efek negatih seperti permainan online di atas, tentunya tidak sedikit juga permainan yang memiliki efek positif bagi para pemainnya, khususnya anak-anak. Permainan tradisional pada umumnya memiliki efek yang sangat positif bagi anak-anak. Efek yang ditimbulkan ini juga bisa mengembangkan karakter yang memainkannya. Adapun beberapa efek positif dari permianan tradisional itu adalah melatih anak untuk menguasai dirinya, menyadari kekuatan lawan atau orang lain, bahkan anak juga diajarkan untuk dapat memikirkan strategi untuk mengalahkan lawannya dan mengatasi beberapa masalah yang akan dihadapi jika berlawanan dengan orang atau tim yang dianggap Tangguh. Permainan-permainan ini lah yang diharapkan dapat meningkatkan atau menguatkan karakter anak.

Pengendalian diri dan peningkatan karakter sabar misalnya, bis akita lihat dari permainan putar tali, permainan ini menuntut para pemai n untuk bisa menahan diri dan sabar menunggu hingga putaran tali yang akan ia masuki nantinya tidak mengenai atau berhenti oleh karena kesalahn dalam proses masuk ke dalam putaran. Para pemain dituntut untuk konsntrasi dan bersabar agar ia dapat memenangkan permainan dan mendapatkan putaran yang banyak ketika telah masuk dalam putaranm tali yang dilakukan oleh lawan mainnya.

Permainan tradisional juga memiliki efek positif dalam meningkatkan karakter penuh strategi. Pada permainan pacu Upiah misalnya setiap tim mesti Menyusun strategi yang tepat untuk memenangkan permainan. Tim harus jeli melihat siap yang bertindak sebagai penarik upiah dan siapa yang bertindak sebagai penumpang atau orang yang akan ditarik dari atas upiah (pelepah daun pinang). Jika mereka menyadi kekuatan lawannya, maka mereka akan memilih orang yang paling ringan dalam tim sebagai orang yang akan ditarik dan prang yang paling besar dan kuat akan dijadikan sebagai penarik upiah. Mereka sadar bahwa orang yang ringan berat badannya akan bisa dengan midah ditarik oleh orang yang memiliki kekuatan dan badan yang lebih besar. Strategi inilah yang harus dimanfaatkan oleh tim yang menginginkan kemenangan.

Permaian yang memerlukan ketangkasan, bis akita lihat dalam permaian silat, seorang pemain silat  diharapkan adalah orang-orang yang tangkas dalam memainkan setiap gerak dan gerik silat yang akan diperteunjukkan nya. Ketangkasan dalam Gerakan dan kemahiran dalam memainkan setiap Gerakan akan menjadi poin penting bagi mereka untuk memenangkan permainan. Ketangkasan ini akan membentuk karakter pekerja keras dan disiplik. Tidak ada sebuah ketangkasan dan kemahiran yang diperoleh tanpa kerja keras dan disiplin.

Permianan tradisional juga mengajarkan anak senantiasa bersikap jujur, dalam permainan congklak misalnya, pemain selain diharapkan memiliki strategi dalam periamnan agar Iab isa menang, lebih dari itu, sikap dan karakter jujur juga harus ditanamkan dalam permainan ini, Jika ada pemain yang tidak jujur bisa saja batu congklak yang seharusnya habis pada lobang congklak yang kosong menjadi pindah ke lobang yang masih ada isinya sehingga Iab isa melanjutkan jalannya permainan congklak. Jujur adalah karakter terpenting dalam bermain congklak.

Tapi, seiring dengan perjalanan waktu, permainan tradisional telah pula ditinggalkan oleh banyak orang. Anak-Anal saat ini lebih sibuk denga permainan-permainan berbasis online yang kadang kala tidak bisa kita lacak dan awasi. Ada baiknya para pegiat permainan tradisional juga berpikir untuk mengubah permainan tradisional ini ke dalam bentuk digital. Meski efeknya tidak akan senyata ketika langsung dimainkan secara bersama atau sendiri, minimal kita telah berusaha untuk tetap mewariskannya ke generasi selanjutnya. Itu juga menjadi harapan dari beberapa kegiatan yang pernah dan sedang dilakukan berbaitan dengan permainan tradisional ini. Diantaranya menjadikan permaoinan tradisional sebagai upaya mangatasi trauma pada anak korban bencana alam. Sebagaimana yang dilakukan oleh tim pengabdian unand minggu lalu di Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Parambahan yang diketuai oleh Ibu Dr. Satya Gayatri.  

 

 

 


Tag :#Opini #Didaktika #minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com