HOME OPINI OPINI

  • Minggu, 9 Maret 2025

Ba Arak Bako: Merajut Kegembiraan Dan Kekeluargaan Dalam Pernikahan Adat Minangkabau

Peulis:Hilmi Rafika
Peulis:Hilmi Rafika

Ba Arak Bako: Merajut Kegembiraan dan Kekeluargaan dalam Pernikahan Adat Minangkabau

Oleh: Hilmi Rafika 

Minangkabau, dengan sistem kekerabatan matrilineal yang unik, kaya akan tradisi yang sarat makna. Salah satunya adalah tradisi Ba Arak Bako, sebuah prosesi pernikahan adat yang melibatkan keluarga dari pihak ayah mempelai perempuan (anak daro). Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat, bukan sekadar arak-arakan biasa namun melainkan sebuah ungkapan kegembiraan, rasa syukur, dan penguatan tali kekerabatan. Arak Bako adalah wujud kegembiraan pihak bako terhadap anak pisang yang akan menikah. Mereka memberitau masyarakat bahwa anak pisangnya akan menikah dengan cara membawa anak daro dari rumah induak bako ke rumah orang tua anak pisang sambil membawa barang pemberian di atas kepala Serta diiringin oleh musik tradisional Minangkabau.

• Asal Usul dan Makna Tradisi

Istilah "Ba Arak Bako" terdiri dari dua kata, yaitu "arak" yang berarti membawa atau arak-arakan dan "bako" yang merujuk pada saudara perempuan dari pihak ayah. Dalam konteks ini, bako adalah anggota keluarga dari si anak daro yang terlibat dalam prosesi pernikahan. Tradisi ini menunjukkan hubungan erat antara keluarga ayah dan anak daro, serta menekankan pentingnya dukungan keluarga dalam pernikahan.

Tradisi ini memiliki akar yang dalam sistem kekerabatan matrilineal masyarakat Minangkabau, di mana garis keturunan ditentukan melalui ibu. Oleh karena itu, peran bako sangat signifikan dalam menjaga hubungan kekeluargaan dan memperkuat ikatan antar anggota keluarga.

Proses Pelaksanaan Ba Arak Bako

• Persiapan Sebelum Acara*
Sebelum pelaksanaan arak bako, pihak bako akan melakukan persiapan matang. Mereka akan mengundang sanak saudara terdekat untuk berpartisipasi dalam arak-arakan. Biasanya, anggota rombongan terdiri dari induak bako (kakak atau adik perempuan ayah) dan kerabat lainnya.

• Arak-arakan Menuju Rumah Anak Daro

Prosesi dimulai dengan penjemputan anak daro dari rumahnya menuju rumah induk bako. Rombongan akan berjalan kaki sambil membawa berbagai hadiah berupa sembako seperti beras, gula, dan teh dan barang lainnya sebagai tanda rasa syukur dan kebahagiaan atas pernikahan tersebut. Jumlah peserta dalam arak-arakan ini bisa mencapai ratusan orang, menciptakan suasana meriah dan penuh kegembiraan. Dalam perjalanan menuju rumah anak daro, iringan musik tradisional seperti talempong dan gendang akan menghidupkan suasana. Musik ini menjadi bagian integral dari tradisi, menambah keindahan dan semangat dalam prosesi.

• Sampai Di Rumah Anak Daro

Sesampai di rumah anak daro, rombongan bako akan disambut dengan hangat oleh keluarga mempelai perempuan. Mereka akan dijamu makan bersama sebagai bentuk penghormatan. Pada saat itu juga terjadi penyerahan beban atau hadiah yang dibawa oleh rombongan kepada panjawek baban (orang yang menerima beban) di halaman rumah. Setelah proses jamuan selesai, anak daro akan diserahkan kembali kepada orang tuanya oleh pihak bako sebagai tanda restu untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

• Evolusi Tradisi Ba Arak Bako

Seiring perkembangan zaman, tradisi Ba Arak Bako mengalami beberapa perubahan. Meskipun awalnya dilakukan dengan berjalan kaki, kini banyak rombongan yang menggunakan kendaraan seperti mobil,motor atau odong-odong untuk menjangkau lokasi yang lebih jauh. Namun, mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ketika mendekati rumah anak daro sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi. Perubahan ini mencerminkan adaptasi budaya terhadap modernitas tanpa menghilangkan esensi dari tradisi itu sendiri. Masyarakat masih berusaha mempertahankan nilai-nilai kekerabatan dan kebersamaan yang menjadi inti dari Ba Arak Bako. tradisi Ba Arak Bako tetap hidup dan relevan dalam masyarakat Minangkabau. Beberapa penyesuaian dilakukan agar tradisi ini tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Penggunaan kendaraan, variasi musik pengiring, dan jenis hantaran yang lebih modern adalah beberapa contohnya.Namun, esensi dari Ba Arak Bako tetap dipertahankan, yaitu sebagai ungkapan kegembiraan dan penguatan tali kekerabatan. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan budaya Minangkabau.

• Signifikansi Sosial dan Budaya

Tradisi Ba Arak Bako bukan hanya sekadar prosesi pernikahan juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Melalui partisipasi aktif dalam prosesi ini, masyarakat menunjukkan rasa solidaritas dan dukungan terhadap pasangan pengantin. Selain itu, tradisi ini juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk memperlihatkan kekayaan budaya Minangkabau melalui pakaian adat dan alat musik tradisional yang digunakan selama arak-arakan. Hal ini membantu melestarikan budaya lokal dan memperkenalkan kepada generasi muda tentang pentingnya tradisi nenek moyang mereka.

• Nilai-Nilai Luhur dalam Setiap Langkah

Ba Arak Bako bukan hanya sekadar arak-arakan, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Minangkabau:

1. Kekerabatan: Mempererat tali silaturahmi antara keluarga anak daro dengan keluarga bako.
2. Kegembiraan: Ungkapan rasa bahagia atas pernikahan anak pisang.
3. Solidaritas: Menunjukkan dukungan dan kebersamaan keluarga dalam momen penting.
4. Kemurahan Hati: Memberikan hadiah atau hantaran sebagai simbol kasih sayang dan perhatian.
5. Pelestarian Budaya: Menjaga dan mewariskan tradisi adat kepada generasi muda.

• Ba Arak Bako: Simbol Keharmonisan Keluarga

Ba Arak Bako adalah tradisi pernikahan adat Minangkabau yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur. Lebih dari sekadar arak-arakan, tradisi ini menjadi simbol keharmonisan, kekeluargaan, dan kegembiraan dalam memulai hidup baru bagi anak daro. Dengan melestarikan Ba Arak Bako, masyarakat Minangkabau terus menjaga identitas budaya mereka dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

• Kesimpulan

Tradisi Ba Arak Bako merupakan representasi kehidupan sosial masyarakat Minangkabau yang kaya akan nilai-nilai kekerabatan dan budaya. Meskipun mengalami berbagai perubahan seiring waktu, esensi dari tradisi ini tetap terjaga dengan baik. Melalui arak-arakan yang melibatkan banyak orang, tradisi ini tidak hanya merayakan pernikahan tetapi juga memperkuat hubungan antar keluarga serta melestarikan warisan budaya Minangkabau bagi generasi mendatang.

(Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang)


Tag :#Ba arak Bako #Tradisi Minang

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com