HOME LANGKAN TAMBO

  • Kamis, 5 Oktober 2023

Tradisi Baralek Di Minangkabau

Penulis: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah

Tradisi Baralek di Minangkabau

Oleh: Siti Fatimah

 

Di daerah Minangkabau pesta besar atau acara besar di sebut juga dengan alek atau baralek. Alek atau baralek merupakan sebuah pesta adat yang di lakukan oleh masyarakat Minangkabau yang lebih banyak di kenal masyarakat dengan pesta pernikahan orang Minangkabau, walaupun baralek bukan hanya pesta pernikahan saja tetapi ada pula batagak panghulu, batagak gala, aqiqah, katam Qur'an dan lain sebagainya.

Orang Minangkabau juga biasa menyebut baralek dengan tambahan kato gadang seperti baralek gadang.

Jika menikah dengan orang Minangkabau laki laki akan ikut tinggal dengan perempuan karena Minangkabau berbudaya matrilineal.Dalam adat minangkabau dilarang menikahi orang yang satu suku karna di anggap menikah dengan saudara sendiri.

Orang tua zaman dahulu sebelum anak gadih(gadis) nya menikah, mereka harus mengajarkan anak nya untuk bisa memasak, jadi anak gadis di Minangkabau dahulu pasti bisa memasak.Mengajarkan anak gadis memasak bukan hanya untuk kepentingan menikah saja tetapi juga agar cita rasa masakan orang Minangkabau tidak pernah berubah sampai kapanpun.

Disini kita akan membahasa tentang pesta pernikahan di Minangkabau (baralek gadang)

Rangkaian acara Baralek Gadang (pernikahan) Minangkabau:

1.Maminang

Tradisi maminang di lakukan oleh pihak keluarga perempuan, keluarga perempuan akan datang kerumah keluarga laki laki. Keluarga perempuan biasanya memberikan sejumlah uang panjapuik yang di minta oleh keluarga laki laki.

2.Masak Etongan

Tradisi untuk menentukan kapan hari baralek yang di lakukan oleh pihak perempuan dengan pihak laki laki.pihak perempuan membawa Silamak apik ayam, kue kue dan lain sebagainya kerumah pihak laki laki.

3.Malam Bainai

Tradisi malam bainai yaitu malam di mana calon pengantin perempuan meminta restu kepada keluarga. Dan malam bainai juga merupakan tradisi di mana kuku calon pengantin perempuan di beri tumbukan daun inai. Bukan hanya itu,ada juga Mandi bunga, luluran dan lainnya.Tradisi malam bainai ini juga menandakan bahwa perempuan sudah mendapatkan restu untuk menikah.

4.Manjapuik Marapulai

Manjapuik marapulai dilakukan sebelum menikah dengan membawa pengantin laki laki kerumah pengantin perempuan untuk melangsungkan akad nikah.

5.Akad Nikah

Akad nikah minangkabau  harus di lakukan di bawah pelaminan,yang mana dibawah pelaminan sudah terbentang kasur sebagai alas duduk kedua calon mempelai yang akan di nikahkan.

Semakin berkembangnya zaman, pernikahan di Minangkabau sering di lakukan di mesjid atau di bawah kelambu padahal itu bukan termasuk dalam adat Minangkabau, itu terjadi karena faktor perubahan perkembangan zaman di Minangkabau.

6.Batagak Gala

Batagak gala ini di lakukan setelah menikah di rumah marapulai yang akan di beri gelar, gelar untuk marapulai diberikan oleh mamak kepada kamanakan yang baru menikah, contoh gelar yang di berikan seperti Rajo,Datuak,Sultan dan lain sebagainya. Saat marapulai mendapatkan gala(gelar) marapulai akan meneriakkan gelar barunya secara lantang dan berulang.

ada sebuah pepatah di Minangkabau yang berbunyi"ketek banamo gadang bagala"

7.Basandiang di Palaminan

Basandiang ini akan diadakan seperti pesta besar untuk memeriahkan acara dan mengundang masyarakat.Pada zaman sekarang saat basandiang anak daro jo marapulai akan di bawa ke rumah bako anak daro untuk di arak ke rumah anak daro.

Biasanya akan di iringi dengan tari tradisional Minangkabau yaitu tari pasambahan atau batombe(berbalas pantun) yang di iringi dengan musik rabab untuk menyambut anak daro yang lagi di arak.Setelah ba arak arak, bako anak daro diarahkan ke dalam rumah untuk makan bersama(makan bajamba) yaitu samba yang diletakkan di tengah tengah orang yang akan makan ,nasi nya akan di opor satu arah secara perlahan atau di sebut juga dengan di sambuik.

Setelah basandiang di palaminan, anak daro jo marapulai masih belum bisa tinggal satu rumah karena akan ada lagi acara adat yaitu malam katigo di mana marapulai akan datang bersama keluarga nya pertanda telah menjadi urang siko(bagian dari keluarga anak daro).

Saat basandiang anak daro menggunakan suntiang, suntiang juga memiliki makna tersendiri,yaitu menandakan bahwa perempuan sudah tidak berada di masa remaja dan sudah menjadi perempuan dewasa.

Bentuk suntiang seperti setengah lingkaran yang melambangkan tumbuhan dan hewan seperti bunga mawar, kupu kupu, merak dan lainnya. Suntiang juga harus bertingkat ganjil mulai dari 3,5,7dan sampai 11 tingkat.

Suntiang memiliki berat dari 3 kg sampai 5 kg, berat suntiang juga memiliki makna bahwa anak daro akan memiliki tanggung jawab yang berat setelah menikah.

Bagi masyarakat Minangkabau jika ada yang ingin melakukan acara baralek biasanya dibantu seperti memasak makanan untuk acara baralek gadang. Ibu ibu akan sangat bahagia menolong orang yang melaksanakan baralek biasanya di sebut juga orang dapur(urang dapua), orang dapua sendiri biasa nya adalah tetangga atau saudara orang yang akan melakukan baralek.Karena baralek gadang sangat di sambut dengan baik dan penuh kebahagiaan oleh masyarakat sekitar

Semakin berkembangnya zaman, baralek yang biasanya di lakukan dirumah anak daro dan marapulai sekarang sudah banyak di lakukan di gedung atau di hotel hotel dengan menggunakan band atau alat musik modern lain nya.

Kita sebagai masyarakat Minangkabau seharusnya melestarikan kebudayaan baralek gadang di Minangkabau dengan tidak terlalu mengikuti perkembangan zaman dan menyebabkan perubahan terhadap tradisi Minangkabau.

(Siti Fatimah – 2310741009 - Sastra Minangkabau Universitas Andalas)


Wartawan : Siti Fatimah
Editor : melatisan

Tag :#Tradisi #Baralek #Minangkabau

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com