HOME OPINI OPINI

  • Jumat, 27 Oktober 2023

Tari Pasambahan Di Minangkabau

Penulis: Revy Trisma Wahyuni
Penulis: Revy Trisma Wahyuni

Tari Pasambahan di Minangkabau

 Penulis: Revy Trisma Wahyuni

Minangkabau adalah suku yang kaya akan adat dan tradisi yang beragam. Kekayaan dan wairsan tradisional Minangkabau memengaruhi kehdiupan sosial Masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang unik dan juga menarik ialah tari pasambahan di Provinsi Sumatera Barat.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Tari Pasambahan yang memukau dan mengandung unsur adat Minangkabau yang sangat kental didalamnya, serta mengungkap latar belakang, perkembangan, makna, dan bagaimana tradisi ini terus di lestarikan oleh Masyarakat Provinsi Sumatera Barat.

Tari Pasambahan merupakan kesenian tari yang berasal dari Tari Galombang di Minangkabau. Asal usul Tari Galombang adalah dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu yang datang dalam upacara adat.

Tari galombang kreasi ini puncaknya adalah Tari Pasambahan Syofyani diciptakan pada tahun 1962. Tari Pasambahan ini di tampilkan awalnya waktu penyambutan Raja Belgia (Belanda) di Bukittinggi. Sebagaimana halnya di daerah lain, untuk menyambut para tamu yang datang ke daerah tersebut, disambut dengan suatu upacara adat yang dibuka dengan tarian penyambutan tamu, seperti di Minangkabau (Sumatera Barat) tari Galombang dan Pasambahan digunakan untuk kegiatan penyambutan tersebut.

Tarian Galombang di sajikan kalau menyambut tamu di luar gedung, apabila sambutan untuk para tamu dilakukan di dalam gedung maka dinamakan tari Pasambahan. Tari inilah yang kini berkembang di berbagai tempat dan komunitas Minangkabau di Sumatera Barat dan di rantau, yang dapat dipandang sebagai identitas tari Minangkabau dalam budaya populer

Awal diciptakan Tari Pasambahan memiliki 12 ragam gerak yang ditarikan oleh penari perempuan yaitu gerak mananti, sambah, lenggang carano, bukak 4 penjuru, tabur sirih, carano ateh bawah, cabiah siriah, jinjiang bantai, bukak silang, lenggang, tapuak tangan, dan lenggang ka pulang.

Pada tahun 2012 bertambah menjadi 23 ragam gerak yang mana terdiri dari gerak sambah awal, mamulai, ateh tusuak, malatak, tapuak galembong, gerak cakak, sambah panutuik, mananti, sambah, lenggang carano, bukak 4 penjuru, tabur sirih, carano ateh bawah, cabiah siriah, jinjiang bantai, bukak silang, ayun ateh bawah, lenggang karaia, bukak silang, lenggang, jantiak, tapuak tangan, dan lenggang ka pulang.

Dengan alasan setelah melihat tari ini ditampilkan gerakkan diolah kembali hingga hasil dari perubahan inilah yang sering ditampilkan sampai saat ini

Struktur pertunjukan Tari Pasambahan terdiri dari tiga kelompok. Kelompok pertama yaitu dua orang penari laki-laki dengan melakukan gerak silat. Kelompok kedua biasanya empat orang penari perempuan dengan melakukan gerak yang lembut dan anggun. Kelompok ketiga adalah tiga orang perempuan yang masing-masingnya satu orang berperan sebagai pembawa carano dan dua orang lagi sebagai pendamping pemegang carano (ketiganya tidak melakukan gerak tari).

Tari ini ditampilkan di dalam ruangan, setelah tamu kehormatan masuk ke dalam ruangan dan duduk di tempat yang telah disediakan, setelah itu Tari Pasambahan ditampilkan. Walaupun zaman semakin berkembang namun ketertarikan masyarakat pada Tari Pasambahan tetap tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari sebuah acara yang ada di tengah masyarakat Minangkabau yang selalu menampilkan Tari Persembahan untuk menyambut tamu terhormat.

Perkembangan tari pasambahan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan media sosial dan internet tersebut. Dalam rilisnya, panitia kegiatan Dies Natalis ke-36, Unit Kesenian Minangkabau (UKM) ITB, misalnya, mengadakan bahwa Malam Pagelaran Kesenian Minangkabau di Sasana Budaya Ganesha ITB dibuka dari permainan alat musik Minang, acara dilanjutkan dengan penampilan Tari Galombang Pasambahan yang merupakan tarian pembuka acara, biasa diartikan sebagai penghormatan terhadap tamu yang datang ke suatu acara.

Gerakan tarian yang tegas dan dinamis mencerminkan bahwa tarian ini memiliki dasar gerakan tari tradisi (pencak silat). Hal ini menunjukkan persetujuan mereka pada identitas Minangkabau sebagaimana yang tersebar melalui media.

Seiring zamanlalu mulai muncul Galombang kreasi yang berkembang pesat di tengah masyarakat terutama di Kota. Perkembangannya bagaikan menjamur di musim hujan, meliputi persebaran dan frekuensi pementasan, fungsi dan bentuk penyajiannya. Hampir tidak dijumpai wilayah di Sumatera Barat yang tidak pernah mempertontonkan Galombang.

Masyarakat di setiap wilayah seolah-olah berlomba-lomba menampilkannya. Kehadirannya selalu digunakan untuk penyambutan tamu, terutama dalam kemeriahan resepsi pernikahan. Tidak hanya untuk menyambut tamu dan memeriahkan resepsi pernikahan, tari ini juga disajikan untuk kepentingan pariwisata, menandai peresmian suatu bangunan, atau sebagai penanda pembukaan instansi tertentu.

Perubahan dan pergeseran peran, makna dan fungsi dari Tari Galombang menjadi Tari Pasambahan di Masa kini dalam masyarakat Minangkabau, pada dasarnya menunjukkan fenomena perubahan pandangan masyarakat dalam pengaruh budaya populer. Perubahan ini, merupakan suatu konsekuensi yang cenderung tak terelakkan dalam kehidupan di masa kini, dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan akses pada berbagai budaya lain, yang kerap dinamakan sebagai budaya global, yang tentunya akan mempengaruhi sudut pandang masyarakat.

Meskipun tradisi Tari Pasambahan telah ada selama bertahun-tahun, pelestariannya tidak selalu mudah. Modernisasi dan perubahan dalam gaya hidup masyarakat dapat mengancam kelangsungan tradisi ini. Namun, masyarakat Provinsi Sumatera Barat telah berupaya keras untuk melestarikan Tari Pasamabahan.

Salah satu langkah penting dalam melestarikan tradisi ini adalah pendidikan. Sekolah-sekolah di Sumatera Barat mengajarkan tentang pentingnya budaya dan tradisi setempat kepada generasi muda. Selain itu, upaya untuk melestarikan kerajinan tangan tradisional dan seni rupa juga membantu melestarikan elemen-elemen budaya Tari Pasambahan. Selain upaya pendidikan, dengan mengadakannya festival budaya khusus yang mempertunjukan Tari Pasambahan.

(Penulis Mahasiswa Prodi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

 


Tag :#Tari #Pasambahan #Minangkabau

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com