HOME PENDIDIKAN KOTA PADANG
- Senin, 2 Desember 2024
Sistem Pengelolaan Sampah Di Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu (PPST) Universitas Andalas
Sistem Pengelolaan Sampah di Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu (PPST) Universitas Andalas
Oleh: Mahasiswa Fakultas Hukum Unand
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organic atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable). Karet, kaleng, dan logam merupakan bagian dari sampah kering.
Sampah tidak boleh dibuang sembarangan dan harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti sumber penyakit, rusaknya ekosistem, pencemaran lingkungan, hingga bencana alam. Langkah-langkah dalam mengelola sampah, yaitu dimulai dari pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Pengumpulan sampah dapat dimulai dari mengumpulkan sampah yang berasal dari rumah tangga, kemudian diangkut menggunakan transportasi mobil pengangkut sampah, selanjutnya sampah tersebut diolah, yaitu dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan yang terakhir sampah yang tidak dapat dimanfaatkan untuk diolah kemudian dibuang ketempat pembuangan sampah akhir.
Universitas Andalas mempunyai tempat tersendiri untuk mengelola sampah agar dapat bermanfaat bagi lingkungan kampus. Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu atau dapat disingkat dengan PPST merupakan upaya Universitas Andalas dalam melakukan pengelolaan sampah. Namun, PPST hanya mengelola sampah organik, yaitu sampah daun untuk dijadikan pupuk kompos organik yang digunakan disekitar taman Universitas Andalas, pelet sebagai bahan pencampur kompor khusus, dan plaf sebagai bahan pencampur batu bara. Ketiga hal tersebut dihasilkan sendiri oleh para pekerja dari Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu (PPST) di Universitas Andalas secara alami.
Dalam pembuatan pupuk kompos, daun yang sudah dipilah dan dicacah dicampu dengan kotoran sapi. Campuran ini kemudian disiram dengan bioaktivator dan difermentasikan di dalam tangki rotariklim selama 10-12 hari. Setelah fermentasi, campuran tersebut berubah menjadi gumpalan basah yang perlu dijemur terlebih dahulu dibawah sinar matahari selama 3-4 hari atau hingga 1 minggu jika cuaca buruk. Setelah kering, campuran dicacah, disaring, dan diproses ulang agar gumpalan gumpalan tersebut hancur hingga menjadi kompos yang siap digunakan untuk tanaman di wilayah kampus.
Selanjutnya, pembuatan plaf untuk pencampur batu bara. Proses pembuatannya dimulai dengan mencacah sampah daun, kemudian difermentasi dan dikeringkan. Setelah itu, setiap 20 cm campuran disiram dengan bioaktivator, dimasukkan ke alat biodrying, dan difermentasi selama sekitar satu minggu. Hasilnya, plaf ini digunakan sebagai campuran batubara dan dikirim ke PT Semen Padang jika sudah mencapai 60 karung. Setiap pengiriman plaf ke PT Semen Padang menghasilkan poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah.
Terakhir, pembuatan pelet sebagai bahan bakar kompor khusus. Proses pembuatannya dimulai dengan mencacah sampah daun selama 3 hari. Berbeda dengan kompos dan plaf yang harus dicacah hingga benar-benar kering, pelet tidak memerlukan kondisi tersebut, karena bahan untuk membuat pelet justru harus tetap lembab agar proses pembentukannya berjalan dengan baik. Setelah itu, barulah pelet dijemur hingga kering untuk menghasilkan pelet siap pakai. Namun, pelet yang diproduksi oleh Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST) Universitas Andalas belum pernah dikirim ke PT Semen Padang karena proses pembuatan pelet membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan plaf.
Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST) Universitas Andalas ini membuktikan bahwa jika dikelola dengan baik, sampah akan menjadi hal yang bermanfaat bahkan bisa dijadikan barang yang dapat menghasilkan uang. Untuk itu, marilah kita untuk tidak membuang sampah sembarangan agar terciptanya lingkungan yang lebih baik kedepannya agar dapat kita wariskan ke generasi berikutnya.
(Penulis, kelompok 3 Mahasiswa FH Universitas Andalas: Syifa Hurun Maqsurah (2410113042), Silvi Furgani (2410113039), Queen Yusticia Faira (2410113048), Nadjla Tiara Fitri (2410113041), Shalsa Leoni Aulia (2410111099) )
Editor : melatisan
Tag :#Pengelolaan Perpustakaan #Bimtek
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
KULIAH UMUM BERSAMA MENAKER YASSIERLI DI UNAND, GUBERNUR MAHYELDI FOKUS ATASI MASALAH KETENAGAKERJAAN DI SUMBAR
-
BUKA GELARAN SMAPSIC XX + JR XVI, GUBERNUR MAHYELDI TEGASKAN PENTINGNYA KANALISASI BAKAT PELAJAR
-
LEPAS KEBERANGKATAN 2.200 MAHASISWA KKN UNAND, GUBERNUR MAHYELDI : KKN IKUT MEMAJUKAN NAGARI
-
IKASPENSA BAKAL GELAR PERINGATAN 75 TAHUN SMPN 1 PADANG
-
BAHASA KOREA MAKIN DIMINATI SISWA DAN MAHASISWA DI SUMBAR
-
MUSYAWARAH DI KUBONG TIGO BALEH MELAHIRKAN KESEPAKATAN ADAT BAGI ALAM MINANGKABAU
-
PEMECATAN SHIN TAE-YONG, LANGKAH TEPAT ATAU SALAH PILIH?
-
DHARMASRAYA
-
MENGAPA HPN 9 FEBRUARI
-
MELATIH KETELITIAN DAN KONSENTRASI MELALUI ORIGAMI