HOME VIRAL KONTEKS

  • Sabtu, 19 Juni 2021

Puisi-Puisi Corona

Wartawan senior dan penyair, Amir Machmud, tinggal di Semarang, Jawa Tengah.
Wartawan senior dan penyair, Amir Machmud, tinggal di Semarang, Jawa Tengah.

PUISI-PUISI CORONA

 

Amir Machmud NS
KITA TAK PUNYA TEMPAT SEMBUNYI

kita tak punya tempat sembunyi
dari garang virus mengepung
menyusup ke sekecil apa pun pori-pori
yang kini meremang sepanjang hari

tak penting lagi kelam atau terang
mati tak menunggu pagi
ajal pun tak kenal jadwal

tempat-tempat karantina menumpuk cerita
pemakaman melantunkan kidung senyap menyayat
pemulasaraan mengundang sunyi tak kita mengerti
air mata meneteskan zat yang asing

sempatkah kita meneduhkan duka?
kau baca dan tandai wajah-wajah kosong
dan kupastikan ekspresi datar
dari balik masker-masker hambar

corona menepikan cinta
menyumbat tempat-tempat berteduh
menutup ruang-ruang berlindung
rapat memagari hati
betapa angkuh memunggungi rasa

sekeras apa pun tangisan
sekuat apa pun lolongan
sepedih apa pun rintihan.
(18-6-2021)

 

Amir Machmud NS
TIBA-TIBA KUTEMUI LAGI SORE

semua gerak waktu berubah menjadi senjakala
entah sudah berapa lama

saat tiba-tiba bertemu lagi sore
canggung aku menyapanya
datar saja dia menatapku

setiap sudut waktu tak terlewat kujumpai
tanpa sore menjadi titik henti
lama dia tak kuhitung di sehari-hari detak nadiku

sore tak berubah dengan kilau kuningnya
yang malas beranjak dari terang siang
mungkin enggan berjumpa senja

entah apa rasa yang kujumput dengan mata
yang redup dalam paranoia
pertemuan-pertemuan pun tanpa kepastian
yakinkah esok aku bakal menyapanya lagi?
(2021)

 

Amir Machmud NS
AKU TAHU BERHENTI DI MANA

sudah kau beri waktukah aku
istikamah menyemayamkan rasa
dengan getar yang menyusup indera
aku tahu harus berjalan dan berhenti di mana

kau di sini
dan aku takkan ke mana-mana lagi

kita pasrah
walau menolak corona menghampiri.
(2021)

 

Amir Machmud NS
PASTIKAN INI...

entah siapa nanti yang lebih dulu mati
aku atau engkau
kucecap tiap tetes keringat dari pori-pori hidupmu
pastikan itu transfusi rasa yang hanya aku dan kau menandainya

entah siapa nanti yang lebih dulu membujur abadi
aku atau engkau
kutatah tiap kata dalam diksi beruntai narasi
pastikan itu prasasti cinta yang hanya aku dan kau mampu menerjemahkan

entah siapa nanti yang lebih dulu mengucap pergi
aku atau engkau
kupahat di dinding hati yang telah kita maknai
pastikan itu monumen yang final menyatukan.
(2021)

 

Amir Machmud NS
SILUET SENYAP MEMBAYANGI

siluet itu memecah rasa di pagi gagah ketika matahari tak terhalang kerumunan awan. Simaklah ada gelisah dalam rekah cerah

semburat merah sesaat membakar langit timur lalu segera menebar terang mengguyur jagat raya. Bacalah ada sunyi dalam samar cahaya

terbata-bata rasaku memintal senyap justru saat terang membenderang memanjat langit menyiram siang. Sibaklah ada resah di balik terang

aku masih bercengkerama dengan sisa embun siapa tahu memberi setetes sejuk yang menenangkan resah jiwa. Tahukah kau siluet senyap tak henti membayangi...
(2021)

 

Amir Machmud NS
MELATI, MANGGA, DAN JAMBU
MASA LALU

wangi melati itu terkadang masih lewat menyemburat
dulu kurawat di halaman rumah di desa dalam udara dingin pagi
saat sejuk masih hangat bersahabat

pohon mangga tua itu sudah tak ada lagi
dulu jadi kebanggaan yang meneduhi
digelayuti buah-buah manalagi
masih berkawan angin sepoi
membuai nyaman masa kecil

pohon jambu itu kini sudah kehilangan rimbunnya
yang bergeriap matang buah
dulu kupanjat sambil memerangkap burung-burung emprit
buahnya tak manis lagi
mungkin telah tercecap masa-masa yang berganti

tinggal masa silamkah yang berhak menyimpan
langit jernih tanpa keruh corona?
(2021)

 

Amir Machmud NS adalah Wartawan Senior dan Penyair, Ketua PWI Jawa Tengah, Pemimpin Umum suarabaru.id Semarang.


Wartawan : Amir Machmud NS
Editor : ranof

Tag :#puisi#corona#covod-19#amir machmud#pwi jawa tengah#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com