HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PAYAKUMBUH

  • Selasa, 20 Oktober 2020

Pacu Itiek Ditetapkan Menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Ini Sejarahnya

Pacu Itiek
Pacu Itiek

Payakumbuh (Minangsatu) - "Pacu Itiak" atau yang biasa dikenal sebagai Pacu Terbang Itiak merupakan salah satu permainan anak nagari di Kota Payakumbuh, nah kabar gembiranya pacu itiak sekarang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Penetapan Pacu Itiak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) sebagai warisan budaya ini, digelar pada sidang secara virtual, diikuti Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dikantornya, 6-9 Oktober 2020. 

Pada sidang tersebut, Sumbar menghadirkan delapan karya budaya untuk disidangkan dari 34 karya budaya yang diusulkan, dimana enam karya budaya disidangkan tanpa catatan dan dua karya budaya disidangkan dengan catatan. 

Dari delapan karya budaya yang diusulkan Sumbar tersebut, salah satunya adalah Pacu Itiak dari Kota Payakumbuh dengan maestro yang hadir N.A Dt. Rajo Endah didampingi oleh Riswandi, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kota Payakumbuh beserta beberapa orang stafnya. 

Pemerintah Kota Payakumbuh melui Wakil walikota Erwin Yunaz yang langsung menemui maesto pacu itiak N.A Dt. Rajo Endah memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para penikmat pacu itiak di Kota Randang ini. 

Erwin Yunaz berharap dengan ditetapkannya Pacu Itiak ini sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, menjadikan kegiatan Pacu Itiak ini sebagai salah satu alat daya ungkit ekonomi masyarakat Kota Payakumbuh. Itu berarti juga Pacu Itiak sudah diakui secara nasional sebagai salah satu warisan budaya yang ada di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.

"Kedepan, berarti tugas kita adalah lebih menggiatkan kegiatan pelestarian untuk pacu itiak ini yang juga harus lebih bisa dikembangkan sehingga juga dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat, baik itu pelaku dan peternak itiak khususnya itiak pacu, maupun masyarakat yang ada di Kota Payakumbuh secara umum. Kegiatan pacu itiak bisa menjadi simbol keberhasilan panen dan peternakan sehingga kegiatan ini bisa menjadi pencerminan budaya dan ekonomi masyarakat Kota Payakumbuh," ujar Erwin Yunaz.

Nah setelah ditetapkannya pacu itiak sebagai warisan budaya, lalu bagaimana sejarah, makna, dan filosofi yang terkandung pada pacu itiak di Luak Limopuluah ini. 

Kegiatan Pacu itiak bermula pada tahun 1926, seorang petani bernama Burahan yang memiliki Itiak, tepatnya di Nagari Air Tabik Kelurahan Sicincin Mudik, Kecamatan Payakumbuh Timur, yang merasa heran dengan Itiak (itik) yang dimilikinya yang bisa terbang, padahal Itiak ini adalah Itiak petelur. 

Burahan mencoba memperhatikan Itiaknya dari hari kehari, selalu suka terbang dan terbang. Lalu Burahan menceritakan tentang Itiaknya yang bisa terbang ke teman-temannya yang lain, namun tak ada satupun yang percaya. 

Keesokan harinya Burahan mengajak temannya itu ke sawah untuk melihat Itiaknya, maka terlihatlah kawanan Itiak yang terbang dari sawah ke sawah. Setelah itu, mereka mencoba mengambil Itiak dan menerbangkannya dari atas bukit. 

Terdapatlah beberapa perbedaan dari bentuk, jenis, dan ciri-ciri Itiak yang bisa terbang tersebut, setelah Burahan dan temannya mencoba mengambil jenis Itiak yang lain dan diterbangkan, ternyata jenis Itiak lain tidak bisa terbang, selain Itiak petelur. 

Timbullah ide dari Burahan untuk menerbangkan Itiak tidak lagi di sawah, melainkan di jalan perkampungan masyarakat, ternyata Itiak tetap bisa terbang dengan baik. 

Burahan dan temannya mencoba mengadakan Pacu Itiak seadanya lalu mengenalkan kemasyarakat tentang kegiatan ini, tepat pada tahun 1928 dari hasil uji coba pacu Itiak dari atas bukit, dan dari sawah kesawah lalu dibawa ke jalan besar, maka diadakanlah lomba Pacu Itiak pada acara-acara besar yang ada di nagari, seperti Alek Nagari, Pernikahan, Batagak Rumah Gadang, dan alek nagari lainnya yang di iringi dengan pantun-pantun adat dan gurindam. 

Pacu Itiak yang merupakan kegiatan rutin yang diadakan ditengah-tengah masyarakat merupakan tradisi yang digemari oleh berbagai kalangan, bukan hanya di Indonesia saja tradisi ini telah dinikmati oleh warga negara asing yang ikut menyaksikan langsung kegiatan Pacu Itiak. 

Pacu Itiak ini selain menyajikan hiburan juga memberikan makna penting pada pembelajaran nilai-nilai budaya seperti fokus pada tujuan, patuh pada perintah dan aturan, taat terhadap pimpinan, jujur, sabar, pandai membedakan, adanya nilai ekonomis untuk peternak Itiak dan masyarakat patriotisme, persaingan, kekeluargaan, kerjasama dan kekompakan. 

Adanya proses yang dilalui untuk menjadikan Itiak sebagai salah satu icon Kota Payakumbuh, juga memiliki makna penting dan sejarah yang harus dijaga dan dikembangkan.

Kedepannya Pacu Itiak ini tak hanya sebagai hiburan semata, juga akan dikembangkan untuk jangka waktu yang lebih panjang, dengan terorganisasi dengan baik, menciptakan lapangan kerja baru yaitu terbentuknya UMKM yang ada dimasyarakat terhadap penghasilan yang ekonomis, seperti penjualan baju dengan beground Kota Payakumbuh dan Itiak, Rendang Itiak dan olahan usaha lainnya, serta adanya regenerasi yang akan melanjutkan tongkat estafet Pacu Itiak ini.


Wartawan : Fegi AP
Editor : sc.astra

Tag :#PacuItiek #WarisanBudayaTakbendaIndonesia #Payakumbuh #Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com