- Senin, 13 September 2021
Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Dari Langit (5)
Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Dari Langit (5)
Oleh Taufik Effendi
Ketiga, keberadaan orang per orang secara individu dan kelompok yang lebih berorientasi interaksi online (daring), berkemungkinan mengubah pola hubungan dan pola kelompok.
Jika dahulu pengelompokan orang didasari suku, asal, almamater, hobby, dll, dalam dunia daring pengelompokan itu menjadi entitas. Bukan lagi komunitas.
Dikutip dari Wikipedia, entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Abstraksi, misalnya, biasanya dianggap juga sebagai suatu entitas.
Masih dari Wikipedia, komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Dalam era TI dan digitalisasi, ditandai dengan semakin seringnya interaksi daring, maka kata entitas lebih mewakili untuk menyebut kelompok. Karena justru keberadaan tidak dalam bentuk fisik itu yang menjadi salah satu ciri-ciri sebuah entitas.
Jangan kuatir dengan budaya dan adat yang selama ini terlihat dalam komunitas, lalu hilang dalam entitas! Bukan seperti itu kejadiannya. Melainkan adalah menjelmanya komunitas ke dalam entitas.
Maksudnya, ketika bicara entitas, maka di dalamnya sudah ada komunitas.
Jadi, dalam konteks ini, maka pembumian nilai-nilai Pancasila yang akan dilakukan adalah menyasar tiga target. Yakni perseorangan (individu), entitas dan antar entitas.
Keempat, prediket kepancasilaan buat individu, entitas dan antar entitas dengan pendekatan daring. Memanfaatkan TI dan dunia digital secara online untuk membumikan nilai-nilai Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan "membumikan nilai-nilai Pancasila dari langit".
Secara individu, bagaimana seseorang bisa memilik karakter yang pancasilais. Ada narasi yang operasional berupa poin-poin karakter individu yang pancasilais untuk dipedomani individu.
Apabila pengamalan modul karakter individu itu tercapai, maka yang bersangkutan diberi prediket #SayaPancasila.
Demikian pula dalam entitas. Tersedia pula modul berisi narasi poin-poin operasional untuk entitas. Apabila pengamalan modulnya tercapai, boleh diberi prediket #KamiPancasila.
Begitu pula antar entitas. Ada modul, ada pengamalan. Lalu diukur. Jika tercapai diberi prediket #KitaPancasila.
Tiga target itu bisa disasar secara daring. Sekali lagi, inilah yang dimaksud pembumian nilai-nilai Pancasila dari langit!
Kelima, prediket kepancasilaan bisa pula ditumbuhkan secara luring (offline). Wilayah atau zona administratif yang ada, apabila sudah terpenuhi pengamalan modul-modul yang bertingkat tadi (#SayaPancasila, #KamiPancasila dan #KitaPancasila), maka diberi prediket #ZonaPancasila.
Tag :#Pancasila #PembumianPancasila #Milenial #BPIP
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT