HOME OPINI FEATURE

  • Senin, 11 Juli 2022

Lebih Tiga Puluh Tahun Menungu Pelukis "Urang Awak" Ricon Ibdar Pameran Tunggal Di Bandung

Pameran pelukis otodidak "urang awak" itu diresmikan Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiharto, Rabu 6 Juli 2022 itu berlangsung hingga 17 Juli mendatang.
Pameran pelukis otodidak "urang awak" itu diresmikan Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiharto, Rabu 6 Juli 2022 itu berlangsung hingga 17 Juli mendatang.

Bandung (Minangsatu) - Setelah menunggu lebih 30 tahun untuk berpameran tunggal, akhirnya pelukis "Urang Awak" Ricon Ibdar (54 th) asal Parit Malintang, Padangpariaman, Sumatera Barat untuk pertama kalinya dapat mewujudkan pameran tunggal yang menampilkan puluhan karya seni lukis di galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan No. 9 Bandung, Jawa Barat.

Pameran pelukis otodidak "urang awak" itu diresmikan Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiharto, Rabu 6 Juli 2022 itu berlangsung hingga 17 Juli mendatang.

Ricon saat pembukaan pameran menyebutkan; kegiatan melukis baginya merupakan kesenangan sejak ia menjalani pendidikan di Sekolah Dasar dulu di kampung halamannya. Kemanapun pergi, tidak bisa lepas dari kegiatan menggambar dan melukis.

"Kegiatan melukis tidak pernah berhenti dengan sejumlah sumber inspirasi pelukis-pelukis terkenal yang dikenal melalui karya dan pergulatannya sebagai literatur berkarya," ujar Ricon pengagum pelukis besar dunia Pablo Picaso, Salvador Dali, Nashar dan sejumlah pelukis Indonesia lainnya.

Kritik Sosial dan Persoalan Keseharian

Menyimak sejumlah karyanya bukan hanya menarik dan indah untuk diamati dan ditelusuri secara kasat mata, tapi juga penuh isian-isian berupa kritik sosial dan persoalan keseharian di tengah-tengah masyarakatnya yang dikemas dalam kecendrungan kubisme, bahkan dadaisme sebagaimana digandrungi Ricon.

Karya-karyanya sebagai pelukis otodidak, lumrah terlihat kental mengadopsi kecendrungan kubisme Pablo Picasso dan sejumlah pelukis ternama lainnya sebagai obyek studi dan riset-riset di karya-karyanya. Dan itu sesuatu yang wajar terjadi dalam dunia seni rupa sebagai pelukis otodidak.

Diantaranya bisa diamati melalui karya berjudul "Labirin", cat minyak diatas kanvas, Padang, 2015,  100 x 80 cm dan "Rembulan Di Balik Bukit", cat minyak, 100x80 cm 2014.

Karya-karya terbaru Ricon tahun 2017 ke atas, terlihat eksplorasi menarik di kanvasnya. Lihat karya berjudul "Big Table", cat minyak diatas kanvas. 91 x 57 cm, Padang, 2017, "Distorsi", cat minyak diatas kanvas, 200 x 150 cm, Bandung, 2019, dan "Lost Harmony", cat minyak diatas kanvas, 200 x 300 cm Padang, 2018,  terlihat menjelajahi kerja melukis dekoratif secara detail dan penuh pesona.

Kurator pameran, Isa Perkasa, menyebutkan Ricon Ibdar banyak mengalami pengalaman batin yang harus ditanggapinya dengan pengertian dan kebijaksanaan, karena karya lukisnya seringkali dianggap aneh dan asing. "Tetapi, Ricon selalu berkeyakinan bahwa ide dari setiap lukisan yang dibuatnya selain dukungan istrinya, Ati Suciati, juga tak lepas dari pengaruhi lingkungan dimana ia pernah belajar melukis mulai dari Sumbar, Pekanbaru, Bali dan Bandung dalam berkarya," tutur Isa Perkasa.


Tag :#Pameran tunggal ricon #Bandung #Pelukis minang #Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com