HOME KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Rabu, 16 Desember 2020

Dukungan Orang Terdekat, Percepat Kesembuhan Survivor COVID-19

Padang (Minangsatu)-Webinar series #8 terkait sosialisasi COVID-19  PT Semen Padang pada Rabu (16/12/2020).  Kali ini, bertema Sharing Covid-19 Survivor itu, mengundang Komisaris PT Semen Padang Prof. Dr. Werry Darta Taifur, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unand Harfindo Nismal dan sejumlah karyawan Semen Padang.

Werry Darta Taifur dan Harfindo Nismal menceritakan  pengalamannya  terpapar virus Covid-19 kepada ratusan karyawan Semen Padang Group yang hadir pada webinar  yang dibuka Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan PT Semen Padang Oktoweri.

Harfindo Nismal mengungkapkan dirinya merupakan pasien terpapar yang dirawat selama tiga minggu di RSUP Dr M Djamil. Sebelum menjalani perawatan inap, Harfindo mengatakan dirinya mengalami demam. Awalnya, ia pun beranggapan demam yang dialaminya merupakan demam biasa.

Setelah lima hari demam, di hari keenam dirinya kehilangan penciuman dan ia pun beripikir bahwa demam yang dialaminya sama dengan ciri-ciri Covid-19, sehingga ia ke Rumah Sakit Unand untuk swab.

"Setelah swab, saya skrining dan cek lab darah. Kemudian malamnya saya dilarikan ke ICU RSUP M Djamil," katanya.


Selama tiga minggu di M Djamil, ia  dirawat dua minggu di ICU dan satu minggu di HCU. Dirinya masuk pasien COVID-19 kategori gagal nafas akut yang mempunyai riwayat penyakit diabetes, hipertensi dan juga riwayat serangan jantung Di minggu pertama dirawat, saya mengalami penurunan kesadaran, berhalusinasi.
"Riwayat dengan karmobid sebagai pasien kasus berat. Dua minggu dirawat, saya sering muntah. Makan sulit. Saya down, karena istri dan anak-anak juga positif. Tapi saya bersyukur, karena mereka ringan dan tanpa gelaja. Mereka menjalani isolasi di rumah," ujarnya.


Selama dirawat, dirinya sempat berfikir buruk. "Mungkin ini akhir hidup saya, karena saya tahu betul pasien kasus berat banyak tidak tertolong. Hanya 30 persen yang selamat. Jadi, saya pasrah, saya berzikir, istigfar, minta ampun dan berserah diri kepada Allah," ungkapnya.


Di samping istighfar dan minta ampun, Harfindo juga menuturkan bahwa dukungan keluarga juga menjadi obat untuk sembuh. "Saya tiga minggu dirawat. Di minggu ketiga, saya ditemani istri dan berikan saya semangat. Saya menjadi kuat, saya merasakan peran keluarga sangat membantu dalam kesembuhan saya," ungkapnya.


Hal yang sama juga disampaikan Werry Darta Taifur. Guru Besar Fakultas Ekonomi Unand itu mengaku sejak wabah corona melanda Indonesia, dirinya selalu waspada dan telah menyesuaikan kebiasaan hidup baru, seperti memakai masker dalam kehidupan sehari-hari.

Namun yang namanya manusia, tentu tidak luput dari kelalaian. "Saya terpapar, karena lalai," katanya.

Di Semen Padang Hospital, sebutnya, ia diminta untuk swab, sehingga ia pergi ke Rumah Sakit Unand untuk swab. Setelah swab, besoknya keluar hasilnya. Hasil Swab tersebut, disampaikan langsung oleh Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Rumah sakit Unand Andani Eka Putra.
"Pak Andani menyampaikan hasil swab saya positif. dan Pak Andani juga mengatakan kalau saya terpapar sejak dua atau tiga hari sebelumnya. Jadi kalau saya cocokan, kemungkinan saya terpapar itu saat saya salat di masjid dan tidak pakai masker, ditambah lagi ketika itu banyak jamaah," ungkapnya.

Setelah diketahui positif, Werry juga mengatakan bahwa dirinya langsung dirawat di Semen Padang Hospital selama dua minggu. Hari pertama hingga hari ketiga dirawat, merupakan hari yang paling berat bagi dirinya, karena keringat terus bercucuran dan badan semakin panas, makan tidak begitu bernafsu, tidur susah, dan sering berhalusinasi. Kemudian, dirinya juga diinfus.

Selain Werry dan Harfindo, pada webinar series tersebut, beberapa karyawan PT Semen Padang yang pernah terpapar juga menyampaikan pengalamannya kepada peserta webinar. Salah satunya, adalah Fadhlan Maulana yang merupakan karyawan PT Semen Padang pertama yang dinyatakan positif Covid-19.
Fadlan membeberkan gejala Covid-19 yang dialaminya di awal-awal masa pandemi. Kata dia, malam hari pada 28 Maret, badannya merasa panas dan Ia pun beranggap bahwa panas badannya itu hanya karena demam biasa, sehingga dirinya meminum obat penurun panas.


Wartawan : Rivo
Editor : boing

Tag :#SemenPadang#Covid-19

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com