HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG

  • Minggu, 6 Oktober 2024

Diseminarkan : Tantangan Dan Peluang Kreativitas, Era Artificial Intelligence (AI) Di Sumbar

Diseminarkan : Tantangan dan Peluang Kreativitas, Era Artificial Intelligence (AI) di Sumbar

 

Padang (Minangsatu) - AI adalah kecerdasan buatan cabang ilmu komputer yang berfokus kepada pengembangan sistem yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI dapat mempermudah/membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya dalam bidang seni dan kepenulisan. Saat ini telah banyak karya yang dikembangkan menggunakan teknologi ini. Sekalipun banyak pula yang menyalahgunakan, tetapi di tangan yang tepat, ia adalah busur yang dapat melesatkan anak panahnya. 

 Demikian intisari disampaikan dua pembicara yakni Muhammad Ishak Fahmi, praktisi hukum/budayawan dan Leni Marlina, dosen UNP/penulis pada Seminar Kemajuan Teknologi Kreator Era Artificial Intelligence(AI) di Sumatera Barat, Hadapi Tantangan dan Peluang Kreativitas, di gedung Balai Pelestarian Kebudayasan wilayah III Sumbar Sabtu, (5/10/2024). 

Ishak menyampaikan tiga hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam berkarya di era AI yakni Moral, Etika dan Hukum. Karya adalah satu hasil dari sebuah kreativitas manusia. Maka penting untuk mendaftarkan karya kita agar terhindar dari plagiat. Jangan sampai kita yang berjuang, orang yang menikmati. Siapa saja bisa berkarya di era artificial intelligence ini. Pertanyaannya mau atau tidak kita menggunakan alat AI untuk mempercepat kerja kita atau kita tetap mempertahankan pola konvesional. 

"Pengkarya seni, budaya, ekonomi, dan lain-lain boleh menggunakan AI tapi harus memegang tiga pakem tersebut. Kita harus jujur dan tidak memicu konflik SARA. Mau pakai jalan tol atau jalan biasa untuk berkarya? " ujarnya. 

Leni Marlina juga memperkuat dan menceritakan pengalamannya mengajar sastra yang berkaitan dengan AI. "Kita harus cerdas memanfaatkan AI, bukan hanya mempercepat kerja kreatif kita tetapi juga bisa memperluas jaringan karya. Dimana pun di dunia ini bisa membaca karya tulisan kita ketika kita memanfaatkan AI. Dulu mahasiswa jika disuruh bikin puisi dua minggu nggak kelar-kelar tapi setelah ada AI lebih cepat. Karena bisa menginspirasi. Namun jujur. Apakah AI merusak menulis puisi?, semua terpulang pada kita, sama seperti menggunakan pisau, sederhana saja contohnya. Akan merusak atau membantu?" ucapnya kepada peserta seminar yang antusias bertanya. 

Seminar yang dirancang dua jam itu baru berakhir tiga jam kemudian dihadiri tokoh dari LKAAM, Forum Siti Manggopoh, SatuPena Sumbar, Anggota Forum KEAI, mahasiswa Unand dan UNP, guru, penulis, sastrawan, wartawan, dan Vice President VILTA Australia dengan jumlah hampir 100 orang secara hybrid dengan rincian, 59 orang online dan 40 orang offline.  

Secara substansi materi AI sangat penting karena membahas aspek hukum, moral dan etika dalam berkarya, dan anak-anak muda cukup antusias bahkan ibu-ibu yang biasa menggunakan HP pun tertarik bertanya. Alhamdulillah, tempat dan peralatan difasilitasi oleh Kepala BPK RI Wilayah III Sumbar. 

Ketua panitia, Mutiara Talenta, merasa sangat puas dengan acara yang dikemas untuk pertamakali ini. "Ternyata cukup banyak peminatnya. Ke depan akan kita tindak lanjuti beberapa kesimpulan seminar ini agar AI memang betul-betul dipahami dan dijaga nilai- nilai budaya ABS SBK kita," harapnya.

Sastri Bakry selaku koordinator Forum Kreator Era AI Sumbar membenarkan dan langsung gerak cepat berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Budaya. Alhamdulillah respon positif Undri selaku kepala BPK sangat membantu kegiatan ini. 

"Kita bisa lakukan kajian melibatkan peneliti, pakar hukum, ahli IT, budayawan dan LKAAM. Etika profesi kreator AI, mungkinkah ada aturan yang mengikat," tanya Sastri.

 


Wartawan : Rilis
Editor : ranof

Tag :#Penggunaan teknologi AI #Seminar AI di Sumbar #Padang

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com