HOME SOSIAL BUDAYA KOTA PADANG

  • Jumat, 30 Juli 2021

Bercampurnya Hoaks, Informasi Dan Berita Saat Pandemi Covid-19

Dialog Sumbar Pagi RRI Padang, dengan narasumber Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus dan pakar Komunikasi Politik Najmuddin M. Rasul, Ph.D, Jumat (30/7/2021).
Dialog Sumbar Pagi RRI Padang, dengan narasumber Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus dan pakar Komunikasi Politik Najmuddin M. Rasul, Ph.D, Jumat (30/7/2021).

Padang (Minangsatu) - Wartawan bisa mendidik masyarakat. Caranya, jangan tampilkan di media foto pejabat yang tidak pakai masker. Demikian seruan seorang penelpon yang bernama Pak Zam, dalam dialog pagi RRI Padang, Jumat (30/7/2021), yang dipandu presenter Rita Ismael. "Dengan begitu, masyarakat bisa yakin sepenuhnya untuk ikut memakai masker dalam kesehariannya," tambahnya.

Dialog Sumbar Pagi RRI Padang dengan topik membangun kecerdasan masyarakat dalam memilah imformasi di tengah pandemi, menampilkan narasumber pakar komunikasi politik Unand, Najmuddin M. Rasul, Ph.D, dan Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus. Menanggapi seruan pendengar RRI itu, Ketua PWI Sumbar, Heranof, menyatakan setuju untuk mendidik masyarakat menggunakan masker. Namun media juga punya sudut pandang sendiri dalam manampilkan foto orang berpidato, sedang minum atau makan. "Tapi dalam keseharian memang seharusnya diutamakan foto pejabat yang bermasker," ujarnya.

Presenter acara dalam dialog tersebut menggambarkan banyaknya informasi yang seringkali dicampur dengan berita hoaks. "Ini perlu dijelaskan kepada publik, bagaimana memilahnya," pancing Rita Ismael.

Dalam paparannya Najmuddin, mengatakan, informasi tidak sama dengan berita. Berita mempunyai nilai validitas, narasumber jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, sedangkan informasi bisa bicara soal apa saja yang tidak mengandung nilai validitas. "Dalam hal informasi ini yang sering mengalami disinformasi, yaitu informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu, ini yang banyak beredar di media sosial," ujarnya.

Sementara itu Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus, membenarkan perbedaan informasi dan berita. Dikatakan, informasi bisa tentang apa saja. "Orang jatuh ke selokan, layangan putus, jadwal shalat, itu semua informasi, bukan berita, karena berita punya sejumlah syarat, mulai dari validitas, sumber jelas, aktual, konfirmasi dan disiarkan melalui media massa, dan diikat pula dengan Kode Etik Jurnalistik," jelasnya.

Berkaitan dengan munculnya hoaks, menurut Najmuddin, karena ketidakjelasan informasi di media sosial, yang dikelola sendiri. "Dia yang jadi wartawannya, dia editornya sendiri, dan dia yang mempublish sendiri. Itulah bedanya dengan produk media massa, mainstream, mereka bekerja dalam sebuah tim yang saling mengoreksi sampai diputuskan sebuah berita layak atau tidak untuk disiarkan," ungkapnya.

Kenapa hoaks itu masih banyak beredar, jawabnya, karena berkaitan dengan masalah politik dan aktor politik. Kalau informasi itu berasal dari aktor politik di luar pemerintah akan berbeda dengan informasi yang disampaikan oleh aktor politik di dalam pemerintahan. Begitu juga dalam pandemi Covid-19, terlalu banyak informasi yang beredar dari macam-macam sumber, sehingga masyarakat kebingungan. "Orang bingung akan sulit membedakan mana yang benar dan mana informasi hoaks. Harusnya informasi dari pemerintah berasal dari satu pintu, sehingga tidak ada yang bisa diolah pihak tertentu menjadi hoaks," sebut Najmuddin.

Menyikapi hoaks yang beredar di tengah masyarakat, Ketua PWI Sumbar, menyebut faktor media sosial yang beragam dan dimiliki pribadi-pribadi masyarakat. "Sekarang setiap orang memproduksi pesannya di facebook, sesuka hatinya. Belum lagi platform yang lain seperti twitter, instagram, Whatssap, Youtube dan banyak lagi yang lain," jelasnya.

Heranof mengatakan, saking banyaknya info yang masuk ke HP (smarthphone) masyarakat, mereka tidak mampu lagi melacak kebenarannya, lewat link berita. Ciri hoaks pertama tidak ada link berita (sumber). "Disini masyarakat dituntut harus cerdas melacak link berita, sebelum meneruskan. Jangan main foward (teruskan) saja," tegasnya.

Dialog interaktif yang berlangsung 60 menit itu menerima sejumlah pertanyaan dari pendengar RRI Padang, melalui telpon, WA dan bahkan dari luar daerah yang menyaksikan langsung lewat saluran Youtube RRI Padang.     


Wartawan : Batuah
Editor : ranof

Tag :#Hoaks#Informasi#Berita#Aktor politik#Informasi Covid-19 satu pintu#Najmuddin#Ketua PWI#Heranof#Sumbar#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com